Mohon tunggu...
Panji Fildzah Kusuma Wardhani
Panji Fildzah Kusuma Wardhani Mohon Tunggu... Atlet - Pelajar

Penyuka bintang, terfavorit adalah Konstalasi Cygnus dan Canis Major untuk lebih spesifik Sirius A. Sering menghabiskan waktu bermain game atau sekedar menonton anime, tidak menarik tapi bisa menarik busur dengan lbs 34. Get to know me more!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benarkah Bahasa Indonesia adalah Alat Pemersatu Bangsa?

31 Oktober 2024   10:22 Diperbarui: 31 Oktober 2024   10:47 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa sih yang di maksud dengan Bahasa Indonesia sebagai pemersatu Bangsa? Dikutip dari Antisarinews.co.id, Bahasa Indonesia pertama kali diajukan di ikrar sumpah pemuda. Sebelum diajukannya Bahasa Indonesia, masyarakat banyak menggunakan Bahasa Melayu untuk berkomunikasi sehari-hari. Bahasa Melayu sendiri merupakan Lingua Franca yang berasal dari bahasa latin. 

Lingua Franca berarti Bahasa penghubung antara komunitas yang berbeda di wilayah geografis yang cukup luas, contohnya seperti digunakan di daerah nusantara. 

Widjono Hs, di dalam buku nya yang berjudul " Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. " (2007), menyatakan bahwa peristiwa sumpah pemuda membuktikan adanya pengakuan tentang kisah Panji dan pengakuan bertanah air satu, Tanah air Indonesia dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. 

Dari kutipan tersebut, faktanya sejak 1928 Bahasa Indonesia sudah dianggap menjadi alat pemersatu dan sudah digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari di Nusantara.

Kompas.com mengatakan bahwa Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu memiliki beberapa fungsi. Fungsi bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu sendiri adalah untuk mengembangkan kepribadian bangsa, menjadi pemersatu SARA, menumpuk rasa persatuan dan kesatuan, menghilangkan kesalahpahaman yang terjadi di lingkungan masyarakat. Maka dapat kita artikan, masyarakat disatukan dengan Bahasa Indonesia.

Namun salah seorang dosen Unair, mengatakan bahwa Bahasa Indonesia tidak hanya dijadikan sebagai alat komunikasi, tetapi juga fondasi identitas nasional yang menyatukan keberagaman etnis, budaya dan bahasa daerah. Hal tersebut juga dapat menjadi alasan mengapa Bahasa Indonesia disebut sebagai alat pemersatu Bangsa. Bahasa Indonesia merupakan salah satu cerminan Bhineka Tunggal Ika yang telah kita junjung selama ini, bukti bahwa Bahasa Indonesia merupakan salah satu cerminan dari Bhineka Tunggal Ika terletak di KBBI.

Meski begitu, kenyataan yang kita hadapi sekarang dan seiring berkembangnya teknologi di dunia, Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Baik itu dari segi Ekonomi, Bahasa, ataupun hal lainnya. Dapat kita ambil suatu kasus yang terjadi di sebuah media sosial belakangan ini. Banyak orang yang saling mencaci maki, menuliskan komentar yang tidak baik di baca ataupun pendapat-pendapat yang bertentangan.

Hal ini tentunya menjadi masalah, dimana kah letak Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu Bangsa? Bahkan masyarakat yang tinggal di dalamnya tidak menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, menggunakan Bahasa Indonesia untuk saling mencaci maki dan tidak menjunjung tinggi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan.

Menurut salah satu artikel di kompasiana, penggunaan Bahasa di Media sosial dapat menjadi pemicu, dimana banyak yang menggunakan singkatan-singkatan dan gaya bahasa yang santai di media sosial membuat kualitas Bahasa formal menurun bahkan sampai terkesan buruk di mata orang-orang.

Kasus lainnya adalah banyaknya orang jawa yang tinggal di Lampung dapat memicu beberapa masalah yang serius Jika tidak diikuti dengan rasa toleransi yang tinggi dan saling menghargai antar suku dan budaya. Penggunaan Bahasa daerah yang berbeda dan juga kurangnya toleransi antar Suku membuat pertikaian terjadi di lingkungan tersebut.

Seperti contoh, Etnosentrisme. Dayakisni dan Yuniardi mengatakan Etnosentrisme merupakan sikap dalam melihat dan menafsirkan orang atau kelompok lain berdasarkan nilai-nilai budaya sendiri. Pendapat lain, menurut artikel yang ditulis di Zenius.net, Etnosentrisme adalah penilaian kelompok terhadap kebudayaan lain, dasarnya membandingkan dengan nilai dan standar budaya itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun