Siapapun presiden yang nantinya kepilih, Ahok layak diperhitungkan untuk menjadi seorang yang diserahkan tanggung jawab menjadi menteri dalam negeri. Berbekal pengetahuan dan pengalamannya dalam dunia birokrasi, saya pribadi yakin Ahok akan bisa mengubah dan menciptakan reformasi birokrasi di Indonesia. Hal itu bukanlah tanpa dasar, seperti yang dilansir detik.com (09/05/2017) Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Saman Simanjorang pernah mengatakan bahwa ia sendiri merasakan pembenahan birokrasi yang dilakukan Ahok cukup revolusioner, di mana birokrasi di Pemprov DKI Jakarta yang dulu lebih berorientasi proyek sekarang sudah berorientasi pelayanan.
Pelayanan di tingkat kelurahan, kecamatan, wali kota sampai provinsi sudah sangat baik. Hal itu dibuktikan dengan peluncuran Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) sebagai solusi utama dalam mempermudah dan mempercepat segala proses perizinan. Akibat sistem PTSP ini telah berhasil memutuskan rantai calo secara signifikan. Selain itu, kita ingat bahwa Ahok meluncurkan sistem-sistem baru selain e-Budgeting, yakni e-Retribusi, e-Aset, dan e-BKU (bendahara keuangan umum).
Sistem yang dibangun Ahok itu bertujuan agar tercipta sistem manajemen yang baik dimana tingkat kecurangan dapat ditekan, bahkan dihilangkan ke depannya nanti, sehingga mengoptimalkan penerimaan daerah serta sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas kepada publik. Pubik sendiri bisa memonitor sendiri transaksi-transasksi keuangan yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Belum lagi Ahok juga berani melakukan perampingan instansi daerah agar kinerja akan jauh lebih efektif. Dengan segala gudang prestasi itu, maka saya mengusulkan Ahok untuk menjadi salah satu kandidat Menteri Dalam Negeri.
3. Ahok cocok membentuk LSM yang bergerak dalam tata kelola kota
Tentu pernyataan ini bukan menjadi sebuah keheranan kan? Kita tahu selama Ahok menjadi Gubernur DKI telah melakukan perbaikan serta pembangunan infrastruktur. Siapa yang tidak tahu simpang susun Semanggi? Infrastruktur yang dialokasikan untuk mengentaskan kemacetan di daerah Semanggi ini merupakan salah satu jembatan yang menggunakan teknologi tercanggih saat ini.
Belum lagi menjamurnya jumlah RPTRA (ruang publik terpadu ramah anak) di Ibu Kota yang sebagian besar memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Tercatat terdapat 290 RPTRA yang ebrhasil dibangun dengan ujuan membangun program Kota Layak Anak. Semua pasti ingat siapa yang berhasil merevitalisasi Kalijodo yang saat ini memiliki area skateboard, plaza, forest sculpture dan area tamasya warga sebagai tempat rekreasi masyarakat.
Selain itu, keberhasilan Ahok yang perlu dicatat sebagai sebuah prestasi yaitu masalah revitalisasi waduk dan sungai untuk mengatasi masalah banjir yang menahun di Ibu Kota. Maka saya pribadi menilai Ahok layak untuk membentuk LSM yang bergerak dalam tata kelola kota. Mungkin Ahok bisa jadi konsultan pembangunan dalam LSM tersebut.
Mungkin ketiga itulah yang cocok dipertimbangkan Ahok sebagai langkah kedepannya. Sebagai seseorang yang memasuki sebuah 'babak baru' dalam hidupnya, tentu beliau sudah mengalami sebuah kontemplasi yang luar biasa. Beliau sendiri dalam surat yang ia tulis, juga mengatakan demikian. Semua yang ia jalani selama masa hukuman menjadi sebuah pelajaran yang besar dalam hidupnya.
Seperti kata Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Nyanyi Sunyi seorang Bisu 2; "Setiap pengalaman yang tidak dinilai baik oleh dirinya sendiri ataupun orang lain akan tinggal menjadi sesobek kertas dari buku hidup yang tidak punya makna. Padahal setiap pengalaman tak lain daripada fondasi kehidupan". Saya meyakini bahwa semesta selalu bergerak dinamis, iya hidup ini cair dan realitas mengikutinya, ia terus bergerak dan suatu saat berubah. Maka kita tunggu dengan seksama. Kalau menurutmu bagaimana?
Referensi