*Menjunjung Adat Budaya dan Pluralisme
Sebagai generasi kedua, Nyoman Arianto paham betul kondisi masyarakat Bali di Riau. " Kami membaur dengan masyarakat setempat, menjunjung tinggi adat dan menjaga kerukunan, " kata dia.
Sebuah Pura, tempat peribadatan menjadi penanda keberadaan masyarakat Bali di kawasan itu. Tegak berdiri dengan corak khas Bali yang lekat, Pura itu menjadi saksi suka-duka mereka hidup jauh dari tanah leluhur.
Nyoman Arianto, pria kelahiran 1984 ini menuturkan bahwa kerasnya hidup di perantauan membuat rindu kampung halaman di Bali.
Bertahan dengan tradisi Hindu Bali yang mengakar kuat, mereka hidup sederhana, berdampingan dengan masyarakat di sana.
Setiap hari raya keagamaan, masyarakat Bali selalu merayakan adat dan tradisinya mengikuti ajaran warisan leluhur.
" di Kandis Riau ada punya 1 Pura untuk umum, di tiap rumah ada juga namanya sanggah, " jelasnya.
Setiap momen adat dan keagamaan, Pembimas (Pembimbing Masyarakat Hindu) Riau selalu membersamai. Dibawah naungan mereka, kegiatan keagamaan dan tempat beribadah selalu terakomodir.
Kendati demikian, wilayah kampung Bali di kandis Riau masih banyak membutuhkan sentuhan Pemerintah. Akses jalan menuju lokasi masih berbentuk jalan tanah.
Setahun lalu, tepatnya 26 Mei 2018, Bupati Siak, Alfedri meresmikan jaringan listrik di Kampung Bali itu. Kala itu, ia masih menjabat sebagai Plt (Pelaksana tugas).