Langkah ini mencakup pengumpulan berbagai bahan atau referensi yang relevan, seperti artikel jurnal, buku, dan sumber ilmiah lainnya. Mengumpulkan bahan secara menyeluruh akan membantu penulis memahami konteks dan teori yang menjadi dasar topik penelitian. Referensi ini menjadi dasar untuk menyusun tinjauan pustaka serta memperkuat argumen dalam karya ilmiah. Penulis juga perlu memastikan bahwa sumber yang dikumpulkan berasal dari referensi yang valid dan dapat dipercaya.
4. Menyusun Outline (Kerangka Tulisan)
Penyusunan outline atau kerangka tulisan adalah daftar utama dari pokok-pokok bahasan yang akan dibahas dalam karya ilmiah. Outline memandu penulis agar menulis secara sistematis, sehingga karya ilmiah tersusun dengan baik. Outline ini sangat penting karena membantu penulis dalam mengatur ide-ide secara terstruktur, menghindari alur tulisan yang kurang teratur, dan membuat karya ilmiah lebih jelas serta mudah dipahami.
Tahap pratulis berperan penting dalam memastikan karya ilmiah tersusun secara sistematis dan terstruktur. Melalui langkah-langkah seperti pemilihan topik, penentuan judul, pengumpulan referensi, dan penyusunan outline, penulis membangun dasar yang kuat untuk menulis secara efisien dan menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan mudah dipahami.
Sumber Referensi:
Nisya, R. K., & Kusmayadi, I. (2022, October). Integrasi keterampilan membaca dan menulis dalam meningkatkan produktivitas karya tulis ilmiah pada mata kuliah bahasa indonesia. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 4, pp. 432-439).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H