Mohon tunggu...
Pangky kosasih
Pangky kosasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya pangky kosasih merupakan seorang mahasiswa kesehatan yang ingin memberikan pengalaman atau pengetahuan seputar kesehatan kepada semua orang. saya memiliki hobi berenang karena berenang dapat meningkatkan detak jantung atau melatih pernafasan untuk menjadi lebih sehat dan produktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) terhadap Perspektif Lingkungan Sosial

6 Desember 2023   09:08 Diperbarui: 6 Desember 2023   09:18 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada masa modern, sering ditemukan banyaknya individu yang melakukan Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender (LGBT) dan hal tersebut sudah tidak asing lagi didengar. Hal ini dapat terjadi dikarenakan banyak hal, seperti dikelilingi oleh lingkungan yang tidak sehat dan juga distorsi terhadap pemahaman individu. Dalam beberapa kasus, banyak individu yang melakukan hal tersebut untuk meminta Hak Asasi Manusia (HAM) nya sendiri dan tidak mau menerima HAM yang sudah ditetapkan. LGBT merupakan hal yang menyimpang dalam kehidupan sosial, LGBT adalah kelompok atau komunitas yang memiliki seksualitas homoseksual atau biseksual, pada Indonesia LGBT mendapatkan diskriminasi oleh masyarakat yang tidak dapat bisa diterimanya. Hal ini dikarenakan LGBT mampu memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan dan sekitarnya.

Menurut pandangan wawasan berbagai agama LGBT dilarang dan tidak disetujui untuk dilegalkan karena setiap agama memiliki aturan dan normal yang setiap umat wajib mengikutinya, menurut agama islam bahwa pandangan umum ulama mengenai LGBT menyatakan bahwa perilaku tersebut dihukumi sebagai haram, dan terdapat berbagai pendapat mengenai sanksi, termasuk hukuman bunuh, hukuman seperti zina, atau hukuman ta'zir. Sehingga pandangan ini menekankan bahwa manusia diciptakan dalam dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, serta mengecam perbuatan yang dianggap melampaui batas moral dan fitrah manusia. Sedangkan menurut buddha pandangan terhadap pelanggaran seks, termasuk LGBT dipahami melalui tingkatan kedewasaan batin manusia, di mana orang suci memiliki pandangan yang berbeda dibandingkan dengan orang awam, orang yang lahir dengan LGBT dianggap sebagai hasil dari Karma buruk. Sila ketiga Pancasila Buddha mendorong untuk menghindari perilaku seksual yang menyimpang. Meskipun psikologi mengakui bahwa LGBT bukan penyakit jiwa, pandangan Buddha menekankan pentingnya kehormatan dalam hubungan seks dan menghindari perilaku yang merugikan diri sendiri atau orang lain.

Terdapat beberapa faktor seseorang menjadi LGBT sebagai berikut :

  • Genetik : dalam genetik juga terdapat atau bisa terjadi karena adanya kromosom, struktur otak serta ketidaknormalan hormon sehingga terjadinya kelainan susunan saraf seseorang yang mempengaruhinya menjadi LGBT.

  • Lingkungan : lingkungan dapat mempengaruhi seseorang menjadi lgbt seperti halnya diajarkan sejak dini jenis kelaminnya dan berkelakuan atau berpenampilan sesuai gender, karakteristik fisik serta sifatnya, tuntutan dan harapan kepada masyarakat dalam menganut sistem paternalistik yang dimana seorang pria harus menjadi kepala keluarga yang memiliki sifat harus kuat, tegas serta berwibawa dan bertanggung jawab kepada keluarganya sedangkan seseorang menganut sistem materialistis yang dimana perempuan atau seorang istri menjadi kepala keluarga.

  • Kekerasan seksual atau trauma : kebanyakan seseorang mengalami trauma berat akibat kekerasan seksual yang dialaminya sehingga menjadi seorang yang gay. Banyak seseorang yang melakukan kekerasan seksual di masa yang sekarang sangat variatif seperti akibat pelampiasan, membully teman/ junior, memegang alat kelamin atau memaksa koran, seseorang yang melakukan hubungan seksual tanpa adanya persetujuan dari dua pihak maka itu dimasukkan ke dalam kekerasan seksual.

Masyarakat sangat sulit untuk menerima LGBT karena dapat memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan dan sekitar, mungkinkah seseorang menjadi LGBT dapat menyalahi kodratnya? bahwa sebuah orientasi seksual yang tidak sesuai atau sepantasnya merupakan hal yang sangat tidak baik atau melanggar moral tertentu, ada juga beberapa sudut pandang yang percaya bahwa identitas seksual dan gender merupakan bagian alamiah dari manusia yang tidak bisa diubah atau ganggu. Sehingga kami memberikan kritik kepada kaum LGBT sendiri dapat dipengaruhi oleh gangguan biologis, lingkungan, kekerasan seksual, trauma, ataupun faktor genetik. Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa LGBT sendiri juga relevan dengan konsep eksistensialisme oleh Sartre. Sartre sendiri mengedepankan bahwa eksistensialisme ini bergantung bahwa bagaimana orang tersebut dapat memilih untuk mengekspresikan diri, memperoleh kebebasan, menciptakan makna bagi hidupnya sendiri dimana hal ini juga didasari oleh tanggung jawab mereka sendiri menjadi diri sendiri yang unik, autentik. Hal ini karena, LGBT sendiri juga diakibatkan oleh kurang nya suatu individu untuk dapat mengekspresikan diri sendiri, yang menimbulkan kegelisahan dalam diri akibat lahir menjadi suatu identitas. Identitas tersebut lah yang membuat mereka merasa kesepian, tidak puas, adanya penolakan sehingga mencari jalan keluar dengan mengubah identitas agar dapat memperoleh kenyamanan dan kebebasan berekspresi, kebahagiaan, untuk mendapat makna kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun