Mohon tunggu...
Josephine Olivia
Josephine Olivia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

apapun masalahnya, bagaimana pun buruknya keadaan, ingatlah kamu tidak terjebak. selalu ada jalan keluar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Investigasi Mandiri 'Narasi TV' Untuk Usut Tuntas Informasi

17 Oktober 2022   02:29 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:19 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Narasi TV. Sumber: Narasi TV.

Kebebasan jurnalisme di Indonesia berkembang dengan adanya dukungan teknologi untuk memperoleh informasi. Jurnalis mampu menghadirkan informasi dalam kemasan teratur dan ringkas dibaca.

Setiap jurnalis memiliki seninya sendiri dalam menyajikan realitas berita. Berbagai cara dilakukan untuk menyusun rangkaian berita untuk masyarakat, misalnya dengan melakukan jurnalisme investigasi.

Jurnalisme investigasi bergerak melalui strategi khusus, serta mengandalkan kemampuan pribadi jurnalis dalam menyerap informasi melalui berbagai sumber (Laksono, 2010).

Investigasi tersebut dapat dilakukan dengan wawancara, penyelidikan, riset, studi dokumen, hingga mengumpulkan dokumentasi sebanyak mungkin. 

Adapun teknik penulisan dalam jurnalisme investigasi ialah depth reporting, yakni melaporkan kejadian secara menyeluruh, tanpa mengurangi suatu fakta apapun. 

Jurnalisme investigasi mengungkap keseluruhan peristiwa melalui berbagai cerita, yang dikemas secara rinci dan memuat fakta sesungguhnya.

Karena sifat inilah, jurnalisme investigasi dianggap 'terlalu beresiko' (Permana & Iffah, 2021).

Namun hingga saat ini, banyak media massa yang melakukan jurnalisme investigasi sebagai bentuk penyajian informasi. Salah satu media tersebut ialah Narasi TV, yang mengambil peran media jurnalisme digital. 

Narasi TV dalam Kiprah Media

Logo Narasi TV. Sumber: Narasi TV.
Logo Narasi TV. Sumber: Narasi TV.

Narasi TV didirikan oleh Najwa Shihab, Catharina Davy dan Dahlia Citra pada tahun 2017. Adapun Narasi TV didirikan dengan landasan opini mengenai bagaimana kondisi media massa saat ini.

Kualitas media massa saat ini, menurut Catharina, terlalu memprioritaskan rating tanpa memperhatikan kualitas beritanya.

Tingginya rating berdampak baik pada kesuksesan media, namun kehilangan citranya sebagai media terpercaya.

Itulah alasan dibalik lahirnya Narasi TV, murni untuk membangun cara berpikir kritis dalam masyarakat serta menuju Indonesia yang lebih baik, dengan menghadirkan konten jurnalistik yang bermutu. 

Narasi TV memiliki prinsip tiga C yakni content, collaboration dan community. Berita yang diproduksi bukan hanya sekedar informasi, namun disesuaikan dengan karakteristik pembaca.

Hal ini ditujukan agar masyarakat tidak hanya sekedar membaca, namun dapat memahami makna pesan dari berita jurnalistik. 

Dengan menargetkan anak muda sebagai prioritas audiens, Narasi TV mengembangkan konten berita sesuai dengan tren dan era digital agar mudah diterima. 

Namun dalam penyusunan konten tersebut, menurut Catharina, harus dipertimbangkan relevansinya berdasarkan kebutuhan audiens, agar dapat menjadi media pilihan masyarakat. 

Selain kontennya yang menarik, Narasi TV juga merupakan media unggulan yang 'berani' dalam melakukan penyusunan berita, dikarenakan kerap menggunakan jurnalisme investigasi dalam pelaksanaannya. 

Berbagai kasus berhasil diusut tuntas melalui riset dan penyelidikan seperti '62 Menit Operasi Pembakaran Halte Sarinah' dalam demo Omnibus Law, hingga tragedi Kanjuruhan yang baru terjadi (01/10/22). 

Tahap Investigasi Tim Narasi

Hingga saat ini (16/10/22), tragedi Kanjuruhan banyak meninggalkan tanda tanya karena ketidakjelasan aparat dalam menangani kasus tersebut.

Selangkah lebih maju, Narasi TV melakukan investigasi mandiri untuk mengungkap kebenaran dibalik tragedi tersebut. 

Postingan @narasinewsroom terkait open source data. Sumber : Instagram resmi @narasinewsroom
Postingan @narasinewsroom terkait open source data. Sumber : Instagram resmi @narasinewsroom

Melalui akun Instagram resminya, Narasi TV membuka layanan bagi masyarakat yang memiliki bukti ataupun data penting seputar tragedi Kanjuruhan agar dapat dikirimkan pada tim investigasi Narasi. 

Tim Narasi menyediakan akun sosial media resmi untuk menampung bukti dokumentasi tragedi Kanjuruhan, serta bekerja sama dengan media-media lain dalam mengusut tuntas.

Investigasi mandiri yang dilakukan Narasi TV menuai dukungan dari masyarakat, karena dinilai lebih maju daripada pergerakan aparat dalam mengusut tragedi Kanjuruhan.

Metode tersebut dapat dikatakan juga sebagai open source journalism, yang mengumpulkan data dari berbagai sumber dan dianalisis untuk menemukan satu titik terang.

Adapun proses dalam jurnalisme investigasi mencangkup data scraping, open source data, data cleaning, perangkaian hingga publikasi akhir. 

Menemukan data yang relevan dengan tema atau disebut juga data scraping dilakukan jika data yang kita temukan terkunci, karena tidak bersifat untuk umum.

Data juga dapat diperoleh dengan open source, yakni pengumpulan data secara terbuka. Adapun data tersebut akan dipelajari dan diambil fakta-fakta penting untuk investigasi lebih lanjut.

Setelah data terkumpul, tim jurnalis akan mempelajari serta melakukan seleksi data, dan akan dibedakan menjadi data primer serta data sekunder.

Tidak semua data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk investigasi, sehingga perlu dilakukan sortir data untuk mempermudah penyelidikan.

Setelah data-data tersebut dirangkum, tim jurnalis akan membahas dan menarik berbagai kesimpulan yang menjadi hasil akhir investigasi.

Hasil akhir inilah yang nantinya akan diunggah dan diumumkan kepada publik. Data tersebut dirangkum dalam format berita yang disuguhi berbagai elemen grafis.

Dalam jurnalisme investigasi Narasi TV, Tim Narasi telah menghasilkan berbagai berita yang diperoleh melalui jurnalisme investigasi, sehingga informasi yang diperoleh lebih detail.

Misalnya pada investigasi tragedi Kanjuruhan, Tim Narasi berhasil memperoleh berbagai poin penting yang terlewat oleh media massa lainnya.

Tahap akhir investigasi Narasi TV, yakni publikasi hasil. Sumber : Instagram resmi @narasinewsroom
Tahap akhir investigasi Narasi TV, yakni publikasi hasil. Sumber : Instagram resmi @narasinewsroom

Salah satu liputan Narasi TV terkait tragedi Kanjuruhan berjudul "Momen-Momen Brutal Menjelang Kematian Massal". 

Liputan tersebut menghadirkan video lengkap rangkaian peristiwa Kanjuruhan, serta keterangan durasi adegan yang dimuat dalam video tersebut.

Setelah penjelasan adegan, Tim Narasi juga menyampaikan hasil investigasi mereka melalui data-data yang terkumpul dan sudah dianalisis.

Narasi TV berhasil memberikan informasi fakta yang akurat dan terpercaya bagi masyarakat melalui jurnalisme investigasi yang mendalam.

Jurnalisme Investigasi Dalam Negeri

Narasi TV hanyalah satu dari sekian media massa yang ada dan berkembang dalam era digital.

Lalu, bagaimana jurnalisme investigasi sendiri diterapkan oleh media-media lain di Indonesia?

Walaupun faktual, jurnalisme investigasi sendiri tidak selalu diterapkan oleh jurnalis-jurnalis media lain, karena beresiko tinggi.

Selain itu, pengumpulan data yang dilakukan tidak selalu mudah, sehingga dibutuhkan usaha lebih dalam melakukan penyelidikan.

Di Indonesia, selain Narasi TV, juga banyak media massa lain yang menggunakan metode investigasi jurnalistik, seperti Tempo dan Kompas.

Resiko yang dapat diperoleh media massa karena jurnalisme investigasi sangat tinggi, seperti tekanan dari pemerintah dan sosial.

Hal ini tentu menjadi pertanyaan akan bagaimana kebebasan pers yang ada di Indonesia, hingga beresiko jika mengungkap fakta suatu kasus.

Implementasi UU Kebebasan Informasi pun harus lebih ditegakkan, sebagai perlindungan pada jurnalis untuk memperoleh informasi.

Data-data yang diperoleh, dengan UU tersebut, harus lebih terbuka dan tidak mendapatkan ancaman saat memperolehnya, dan juga menghormati kebebasan pers.

Selain itu, pemerintah juga harus lebih transparan dan terbuka terhadap kejadian-kejadian yang ada dalam masyarakat.

Seperti dalam tragedi Kanjuruhan, pemerintah seakan tutup mata dengan fakta tragedi tersebut, sehingga Narasi TV selangkah lebih maju.

Pemerintah juga perlu lebih menegakkan kebebasan pers di Indonesia, karena hal tersebut bersifat wajib dan tidak boleh diremehkan dalam hukum.

Segala kejadian yang perlu diusut tuntas, hendaknya segera diusut tuntas.

Jurnalisme investigasi pada dasarnya hanya untuk mendorong pergerakkan, agar pers Indonesia lebih baik lagi.

Dengan demikian, jurnalisme investigasi menjadi gertakkan iklim jurnalisme di Indonesia untuk selalu mengedepankan berita faktual dan akurat bagi masyarakat.

Simak infografisnya sebagai berikut.

Infografis jurnalisme investigasi dan Narasi TV. Sumber : dokumen pribadi.
Infografis jurnalisme investigasi dan Narasi TV. Sumber : dokumen pribadi.

DAFTAR PUSTAKA

Laksono, Dandhy Dwi. (2010). Jurnalisme Investigasi. Mizan Publishing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun