Mohon tunggu...
Panggala ''r''
Panggala ''r'' Mohon Tunggu... -

Mandaraka Radjasti Djenar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ujian Spiritual Raden Puntadewa di Telaga Suci

26 Februari 2017   04:26 Diperbarui: 26 Februari 2017   16:00 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Raden puntadewa ; musuh yang paling gagah adalah diri sendiri, hawa nafsu yang bersemayam di dalam diri, ia suka membunuh apabila dituruti, bahkan membunuh diri sendiri, ia paling sukar dilawan jika iman manusia itu sendiri lemah, untuk melawannya manusia harus punya kekuatan sejati yang timbul dari daya keimanan manusia atas tuhan yang maha esa, dengan laku secara pengetahuan dan ritual keagamaan yang mana mampu menajamkan keimanan atas tuhan dengan tawakal di jalan yang benar

Sang suara ; bagus, jawabanmu benar, sekarang  kedua, yang bagaimana orang baik itu dan bagaimana orang buruk itu?

Raden puntadewa ; baik buruk manusia bisa dilihat dari pikiran, hati, ucapan, perlakuan, dapat diringkas atau disederhanakan menjadi 2, yaitu simpati dan empati, orang yang baik adalah orang yang berbudi luhur, mau menolong yang kesusahan dan punya rasa kasih sayang pada sesamanya ”sankan paraning dumadi, momor pamoring sawujud”, sedangkan orang yang buruk itu adalah orang yang tak menaruh belas kasihan pada orang lain ataupun dirinya dan tak berperi kemanusiaan pada orang lain dan diri sendiri pula, orang seperti ini adalah “sumbering olo” (sumber kejelekan yang menyebabkan kejelekan pula)

Sang suara ; siapakah dan apakah orang yang berilmu tinggi itu, yang pandai membaca kitab atau ngaji, atau orang alim, atau karena keturunan?

Raden puntadewa ; orang yang tinggi ilmunya bukan orang alim atau pintar ngaji, sebab apabila hanya pintar mengaji/membaca kitab, namun pikiranya masih terkotak kotak, takabur, dan masih merasa benar, semua akan sia sia itu bukan orang alim ataupun orang baik, sebab yang tinggi ilmu adalah yang mampu rendah hati, selalu menuntut ilmu berdasar ilmu wulan reh, belajar/ngaji dimana saja,pada siapa saja,dan kapan saja, orang yang selalu merasa penuh dosa, penuh kebodohan tapi mau belajar sebab bodoh dan tidak mau belajar itu berbeda tipis, mereka yang tinggi ilmu adalah yang tidak hanya melihat namun juga memperhatikan, tidak hanya mengerti namun juga harus memahami.

Sang suara; terakhir, jelaskan padaku apa, siapa dan bagaimana tuhan itu?

Raden puntadewa ; tuhan adalah tuhan, dia disebut dengan segala nama, yang menciptakan awal dan akhir namun tidak terikat akan awal dan akhir itu sendiri, dia ada sebelum kata ada itu ada, karna ia ada sebelum kata ada itu ada, maka ia mampu meniadakan yang ada dan mengadakan yang tiada, tuhan adalah tunggal, namun memiliki banyak rupa, manusia berbeda beda menyebut namanya, dan menempuh ritual yang berbeda beda pula, alam ini adalah wajah dari tuhan, dan arsynya bersemayam di dalam lubuk hati/batin/jiwa manusia itu sendiri, Gusti  mboten sare (tuhan itu tidak pernah tidur), Adoh tanpa wangenan (jauh tapi tak berjarak),  Cedak tanpa senggolan (dekat tapi tak bersentuhan), Onok raiso diterawang (ada tapi tak bisa dilihat), Wujud raiso digrayang (wujud tapi tak bisa disentuh), Rupo raiso di jumuk (berwujud tak bisa diraba).

Sang suara ; jawabanmu semua benar, sekarang pilihlah diantara 4 saudaramu siapa yang akan kau pilih untuk kuhidupkan kembali?

[raden puntadewa diam sejenak, dia memandang wajah adi adinya bima, arjuna, nakula dan sadewa yang lugu dan terbujur  kaku, setelah berpikir sejenak dia berucap, dalam hatinya arjunalah pilihannya karena selain satu ibu, dia yang bisa diandalkan jika ada kerusuhan, namun matanya kini tertuju pada si kembar pinten dan tansen (nakula dan sadewa), wajah adi adinya yang paling kecil itu membuat hatinya bimbang dengan pertimbangan yang beribu dan amat sulit, setelah sedikit lama raden puntadewapun menjawab dengan tegas]

Raden puntadewa ; baiklah, aku memilih nakula yang dihidupkan kembali.

Sang suara ; kenapa kau memilih nakula? Kenapa bukan werkudoro bima yang besar gagah sakti? Dia bisa jadi pelindungmu? Atau kenapa bukan janaka arjuna? Dia sakti mandraguna sangat berguna untukmu sebagai pendamping dan dapat kamu andalkan, selain itu werkudoro bima dan janaka arjuna adalah tunggal ibu denganmu, apa kau sudah memikirkan bagaimana perasaan ibumu kunti?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun