Mohon tunggu...
Pangestu Wisesa
Pangestu Wisesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Media dalam Penyebaran Cinderella Complex

7 April 2024   21:52 Diperbarui: 7 April 2024   22:28 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Cinderella Complex merupakan rasa takut dari perempuan yang terjadi secara tidak sadar terhadap kemandirian dan keberhasilan yang menyebabkan dirinya memiliki kecenderungan untuk dilindungi oleh orang lain terutama laki -- laki.

Gejala Cinderella Complex

Terdapat beberapa gejala yang menjadi indikasi bahwa seorang perempuan tengah mengalami sindrom Cinderella Complex:

  • Perempuan bergantung pada keputusan dan pilihan dari pasangannya.
  • Tidak mampu mengambil keputusan sendiri.
  • Tidak mampu mengerjakan sesuatu sendiri.
  • Takut jika hidup sendiri.
  • Takut akan adanya perpisahan atau takut akan ditinggalkan dan sering merasa gelisah dan cemas jika ditinggalkan.
  • Sangat sensitif dengan penolakan, terutama penolakan yang diberikan dari laki -- laki.
  • Tidak mau keluar dari zona nyaman.
  • Takut menjadi single. Selalu berusaha memiliki hubungan romantis dengan seseorang laki -- laki yang diidentifikasikan sebagai laki -- laki yang kuat dan bertanggung jawab.
  • Secara diam -- diam atau bahkan terbuka memiliki keinginan untuk dirawat oleh orang lain.
  • People pleaser. Perempuan dengan sindrom ini cenderung ingin terus menerus menyenangkan orang lain secara berlebihan tanpa memikirkan kepentingannya sendiri, terlebih lagi pada pasangannya sendiri.
  • Mengalami mood swing. Di satu sisi menunjukkan sosok yang lemah dan perlu akan pertolongan, tetapi di satu sisi yang lain ada kalanya melakukan penolakan terhadap bantuan walaupun tetap menunjukkan keinginan untuk dibantu.

Penyebab Cinderella Complex

Dowling menduga  Cinderella Complex bermula dari budaya sosial patriarki yang memandang perempuan sebagai makhluk lemah yang harus dilindungi. Di sebagian besar masyarakat, perempuan dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga dan patuh serta taat kepada laki-laki. 

Di sisi lain, stereotip laki-laki adalah bahwa mereka adalah makhluk kuat dan berkuasa yang akan selalu melindungi perempuan. Penyebab lain dari Cinderella Complex  adalah pola asuh di mana ibu terlalu tunduk kepada ayah, dan anak perempuan  cenderung meniru ketaatan tersebut. 

Pendidikan tradisional hanya mempersiapkan anak perempuan untuk bekerja sebagai ibu rumah tangga, namun tidak mempersiapkan mereka untuk mandiri sebagai perempuan atau untuk mendapatkan pendidikan. 

Rasa  percaya diri yang sangat rendah juga bisa menyebabkan sindrom ini. Orang yang menganggap dirinya sebagai ``wanita lemah yang tidak bisa berbuat apa-apa'' dengan mudahnya mempercayakan nasibnya kepada pasangannya. Hal ini bisa menjadi berbahaya jika pasangannya ternyata adalah orang yang tidak bertanggung jawab, karena penderita sindrom Cinderella  tetap bertahan bahkan setelah perawatan yang tidak menyenangkan.

Peran Media dalam penyebaran Cinderella Complex

Media memiliki peran yang signifikan dalam menyebarkan sebuah informasi. Media selalu menyebarkan citra perempuan sebagai makhluk yang cantik, lemah lembut, dan bergantung pada orang lain terutama laki -- laki. Hal ini dapat dilihat dari kisah Cinderella yang mendunia akibat penyebaran yang dilakukan oleh media. 

Nilai -- nilai dan stereotip yang ada di kisah Cinderella mendunia dan ditiru serta menjadi stereotip yang diikuti oleh masyarakat dunia. Visualisasi dan dramatisasi yang apik dalam kisah Cinderella merepresentasikan sindrom Cinderella Complex dimana merepresentasi adegan-adegan  hasrat  perempuan  ingin diselamatkan, tokoh perempuan yang baik dan kehidupan yang berakhir bahagia karena bertemu dengan sosok penyelamat yang superior. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun