Mohon tunggu...
Pangestu Nurul
Pangestu Nurul Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uin sultan maulana hasanuddin banten

saya tertarik dengan berbagai konten , menulis , sastra .

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

menyalami Dunia Baru di Era Digital : Sebuah Refleksi Pribadi

30 Desember 2024   12:15 Diperbarui: 30 Desember 2024   12:19 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
perubahan teknologi 

Saya ingat betul saat pertama kali menggunakan ponsel pintar. Sebelumnya, saya hanya mengenal ponsel dengan tombol fisik, yang hanya digunakan untuk menelepon atau mengirim pesan singkat. Tetapi dengan ponsel pintar, dunia seakan terbuka lebar di depan mata. Setiap informasi yang saya butuhkan bisa didapatkan hanya dengan beberapa ketukan jari. Saat itu, saya merasa seperti berada di puncak dunia, dengan akses tak terbatas ke pengetahuan. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai menyadari bahwa meskipun teknologi mempermudah hidup, ia juga membawa banyak perubahan yang harus dihadapi dengan bijaksana.Salah satu aspek yang paling mencolok dari era digital adalah bagaimana teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi, baik dengan teman, keluarga, maupun dunia luar. Media sosial, misalnya, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Saya masih ingat betapa senangnya saya bisa berkomunikasi dengan teman-teman lama yang tersebar di berbagai belahan dunia melalui Facebook, Twitter, atau Instagram. Saya bisa melihat apa yang mereka lakukan, berbagi cerita, bahkan berinteraksi meski jarak memisahkan kami.

Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai menyadari dampak negatif dari media sosial. Kita memang lebih mudah terhubung dengan orang lain, tetapi kita juga lebih mudah terpapar informasi yang tidak selalu benar. Saya sendiri pernah terjebak dalam informasi yang salah, yang menyesatkan saya untuk sementara waktu. Selain itu, saya juga melihat bagaimana media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental. Banyak orang yang merasa tertekan karena harus selalu tampil sempurna di dunia maya, padahal kenyataannya jauh dari itu. Hal ini membuat saya berpikir, apakah kita benar-benar memanfaatkan teknologi dengan bijak? Ataukah kita justru tergantung padanya?

Dunia kerja juga mengalami perubahan besar berkat teknologi. Beberapa tahun yang lalu, bekerja dari rumah (remote working) mungkin terdengar asing bagi banyak orang. Namun, di era digital ini, bekerja dari mana saja telah menjadi kenyataan bagi banyak perusahaan. Saya melihat teman-teman saya yang kini bekerja dari rumah, dan meskipun mereka merasa lebih fleksibel, ada juga yang mengungkapkan rasa kesepian karena tidak bertemu langsung dengan rekan kerja. Bahkan, beberapa merasa kualitas komunikasi dalam tim tidak sebaik ketika mereka bekerja di kantor. Teknologi memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan mudah, tetapi interaksi tatap muka tetap memiliki nilai yang tidak bisa digantikan begitu saja.

Pendidikan juga tak lepas dari dampak teknologi. Saya sendiri pernah mengikuti kelas online saat pandemi, dan saya bisa merasakan betapa efektifnya pembelajaran secara daring. Saya bisa mengakses materi kapan saja dan dari mana saja, bahkan berbagi ide dengan teman-teman melalui platform online. Namun, saya juga merindukan suasana kelas tatap muka, di mana saya bisa berdiskusi langsung dengan guru dan teman-teman. Pembelajaran digital memang menawarkan banyak kemudahan, tetapi juga memerlukan adaptasi. Guru dan siswa harus bisa menyesuaikan diri dengan cara belajar baru ini agar tetap efektif.

Namun, ada satu aspek penting dalam dunia digital yang tidak bisa kita abaikan, yaitu keamanan dan privasi data. Di era yang serba digital ini, data pribadi kita hampir selalu dibagikan secara online, baik itu melalui media sosial, aplikasi, atau platform lainnya. Saya sendiri pernah mendengar cerita tentang seorang teman yang akunnya diretas karena ia menggunakan kata sandi yang mudah ditebak. Pengalaman ini membuat saya semakin sadar akan pentingnya menjaga keamanan data pribadi. Kita memang hidup di dunia yang sangat terhubung, tetapi kita juga harus berhati-hati agar tidak menjadi korban dari ancaman siber yang semakin canggih.

Selain itu, kita juga harus memperhatikan dampak teknologi terhadap kesehatan fisik dan mental kita. Saya pribadi merasa bahwa terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar, entah itu untuk bekerja, bermain game, atau sekadar berselancar di media sosial, membuat saya kehilangan banyak waktu untuk bergerak atau beristirahat. Di tengah kesibukan digital ini, saya belajar bahwa penting untuk menemukan keseimbangan antara kehidupan digital dan kehidupan nyata. Aktivitas fisik, tidur yang cukup, dan waktu untuk bersosialisasi secara langsung sangat penting untuk menjaga keseimbangan hidup.

Saya juga merasa bahwa teknologi telah menciptakan peluang yang luar biasa di berbagai bidang. Dalam bidang kesehatan, misalnya, aplikasi dan perangkat wearable telah membantu orang untuk memantau kesehatan mereka dengan lebih baik. Ayah saya, yang memiliki tekanan darah tinggi, sekarang menggunakan smartwatch untuk memantau kondisinya. Saya juga tahu beberapa teman yang memanfaatkan aplikasi kebugaran untuk menjaga kesehatan tubuh mereka. Namun, saya juga menyadari bahwa ketergantungan pada teknologi bisa menimbulkan masalah, seperti berkurangnya interaksi fisik yang sangat penting bagi kesehatan mental.


Di sisi lain, saya tidak bisa mengabaikan dampak lingkungan dari era digital ini. Setiap kali saya membeli perangkat baru, saya selalu berpikir tentang bagaimana perangkat lama saya akan dibuang. Proses pembuatan perangkat elektronik memang memerlukan sumber daya yang besar dan dapat merusak lingkungan. Selain itu, limbah digital yang dihasilkan dari perangkat yang sudah tidak terpakai juga semakin menjadi masalah. Ini adalah tantangan besar yang perlu kita hadapi, agar teknologi tidak hanya memajukan kehidupan kita, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.

Dengan semua perubahan ini, saya merasa bahwa kita harus terus belajar dan beradaptasi dengan dunia yang semakin digital. Teknologi akan terus berkembang, dan kita harus siap menghadapi perubahan tersebut dengan bijaksana. Tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk masa depan generasi mendatang. Saya percaya bahwa dengan pendekatan yang positif dan keterbukaan terhadap inovasi, kita bisa memanfaatkan teknologi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Akhirnya, era digital ini bukan hanya tentang bagaimana teknologi bekerja, tetapi bagaimana kita sebagai individu dan masyarakat bisa beradaptasi dan berkembang. Kita harus memahami bahwa teknologi adalah alat yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup kita, memperkuat hubungan antar manusia, dan menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan tanggung jawab, kita dapat menjadikan era digital sebagai peluang untuk kemajuan bersama. Mari kita sambut tantangan dan peluang yang ada dengan sikap positif dan tekad untuk menciptakan dampak yang baik bagi dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun