Guru merupakan cita-cita setiap anak waktu masih duduk dibangku taman kanak-kanak. Pahlawan tanpa tanda jasa itulah sebutan bagi seorang guru, dimana seorang guru menjadi jalan dalam meraih pendidikan. Menjadi seorang guru adalah suatu kebanggaan, dengan sebutan guru tentunya perlu menunjukkan perilaku yang baik. Baik bukan hanya kata saja, tetapi baik artinya dilihat dari perilaku, tutur kata, dan sopan.Â
Guru masa kini  harus dapat menyesuaikan dengan zaman. Untuk itu, tidak ada salahnya jika guru menjadi seorang konten kreator Youtube. Dalam dunia pendidikan zaman sekarang, menjadi guru harus memiliki bakat yang inovatif, kreatif, profesional, dan mampu menguasai perkembangan teknologi yang ada. Hal tersebut tertuang pada UU No. 14 Th. 2005 Pasal 8, yaitu seorang guru harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan mengajar.Â
Dalam perkembangan dunia pendidikan, banyak sekali informasi yang bisa kita dapatkan melalui jejaring sosial. Tidak luput dari perkembangan zaman dan teknologi, dalam dunia pendidikan, hampir semua sistem sudah menggunakan teknologi digital. Hal ini akan membantu tenaga pendidik atau guru, untuk semakin berkembang dalam teknik mengajar. Selain itu, dengan adanya teknologi yang semakin canggih, dapat membantu seseorang untuk melakukan sesuatu yang lebih menarik.
Dunia pendidikan saat ini berbasis kurikulum merdeka, dimana seorang siswa harus aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini merupakan masalah yang ada dalam dunia pendidikan, jadi selain pembelajaran menggunakan media buku, zaman sekarang pembelajaran biasanya menggunakan situs youtube. Namun, beberapa situs youtube kurang mendukung untuk menunjang pembelajaran.
Namun dalam perjalanan menjadi guru sekaligus konten kreator Youtube terkadang muncul berbagai masalah. Kebanyakan para konten kreator Youtube yang masih awal atau yang baru mulai terjun menjadi seorang konten kreator akan menemui berbagai masalah yang membuat mereka menjadi pesimis. Masalah ini sangat beragam, mulai dari masalah yang kecil maupun masalah yang cukup kompleks.Â
Salah satunya contohnya dari seorang lulusan S1 Pendidikan, sarjana pendidikan identik menjadi seorang guru yang mengajar di kelas. Namun, siapa sangka, dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat, mahasiswa lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia memilih menjadi konten kreator. Menjadi konten kreator dengan status lulusan dari S1 pendidikan, tentunya menjadi konten kreator yang mengedukasi, memberi peluang untuk menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah.
Memilih menjadi konten kreator dengan status lulusan dari S1 Pendidikan, bukanlah mudah untuk menjalani pilihan ini. Maka dari itu, dengan memilih menjadi konten kreator media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan mampu menarik para penonton. Dengan ini tidak semua lulusan dari sarjana pendidikan harus menjadi guru saja, bisa memulai dengan menginovasikan kemampuannya. Kadang kala banyak pandangan orang yang malas untuk bergerak dari zona nyaman sebagai seorang guru.Â
Konten kreator merupakan sebutan bagi seseorang yang dapat membuat berbagai materi konten baik berupa tulisan, gambar, video, suara, maupun gabungan dari dua atau lebih materi. Kemudian akan ditampilkan pada berbagai media populer seperti Youtube dan sebagainya. Konten kreator atau yang lebih sering kita dengar dengan sebutan youtuber. Youtuber merupakan orang yang membuat video atau konten yang diunggah di akun youtube. Sebagai konten kreator atau youtuber harus memiliki pengetahuan yang cukup luas, hal ini untuk mengundang para penonton akun youtube. Menjadi konten kreator tentunya tidak hanya dari kalangan artis saja, tetapi banyak peluang bagi orang lain yang mau aktif terjun ke dunia youtube.
Menjadi guru dengan memiliki bakat menjadi konten kreator merupakan hal yang menjanjikan, ada beberapa keuntungan ketika menjadi konten kreator yaitu : Pertama, menjadikan guru lebih kreatif, inovatif dan produktif. Kedua, ilmu tersebut dapat dibagikan kepada siswa dan masyarakat melalui video pendidikan yang diunggah melalui kanal YouTube. Ketiga, video YouTube dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang interaktif, menyenangkan, menghibur dan mudah diakses.
 Dan yang terakhir bisa menghasilkan passive income dari hasil monetisasi video Youtube yang dibuat (walaupun ini bukan tujuan utamanya). Jika seorang guru sudah memiliki channel YouTube yang memiliki banyak video bermanfaat dan banyak subscriber, bukan tidak mungkin untuk mendapatkan penghasilan pasif melalui monetisasi YouTube. Monetisasi YouTube adalah tentang mengubah aktivitas video di YouTube menjadi aliran pendapatan bagi pembuat video.Â
Pada perkembangan zaman sekarang, mari kita sebagai lulusan dari sarjana pendidikan memulai hal baru untuk mengembangkan bakat yang ada dalam diri kita. Kita tidak bisa hanya berpatokan menjadi guru saja, kita harus bergerak dan memulai kegiatan untuk memberikan hal baru untuk perkembangan pendidikan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H