Menurut kalian drama itu apasih?
Beberapa orang mengartikan kalau drama itu seni, bener banget drama merupakan seni yang memiliki genre karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak dan suara. Jadi sudah tahukan apa itu drama?
Disini saya melakukan analisis drama yang berjudul Malam Jahanam karya Motinggo Boesje mengkisahkan tentang Paijah, seorang perempuan yang selalu ditinggal dan tidak diperhatikan sama suaminya yang bernama Mat Kontan, selalu pergi dari pagi sampai malam hanya untuk mencari burung baru untuk dipelihara.
Drama tersebut akan saya analisis menggunakan kajian stilistika. Dalam stilistika saya hanya menganalisis memakai metode analisis nada dan suasana. Sebelum menganalisis sebaiknya kita mengetahui dahulu tentang bunyi. Bunyi merupakan satuan terkecil dalam bahasa. Dalam pementasan drama yang berjudul "Malam Jahanam", terdapat beragam jenis bunyi. Dalam drama tersebu bunyi yang dihasilkan bisa melalui alat musik dan dari pemeran drama itu sendiri. Melalui bunyi yang dihasilkan dalam pementasan drama timbulah nada dan suasana yang terjadi seiringan dengan alur drama yang dipentaskan.
Nada adalah suatu bunyi yang terkadang beraturan. Dalam pementasan drama ini, intonasi nada sangat menonjol. Drama yang berjudul "Malam Jahanam" menimbulkan nada yang berpengaruh pada suasana.
Dalam analisis kali ini saya menganalisis dengan menonton video pementasan drama yang ada di youtube dan membaca naskah drama, berikut adalah link :
Link youtube :Â
Link naskah drama : https://teaterjaballampung.blogspot.com/2018/12/naskah-teater-lakon-malam-jahanam-karya.html
Kedua link tersebut menjadi patokan saya dalam melakukan analisis ini.
Yang pertama adalah analisis nada dari penggalan dailog drama, berikut adalah penggalan dialog drama. Disini saya mengutip dialog dari link drama tersebut.
ANALISIS NADA DAN SUASANA
- Dalam scene kelima atau di dalam naskah dijelaskan pada bagian kelima, disitu menceritakan tentang keributan yang terjadi perkara burung beo Mat Kontan hilang. Secara dalam dialog tersebut menggunakan nada yang tinggi dengan intonasi suara yang tinggi karena Mat Kontan sedang emosi, berikut adalah penggalan teks dialog drama.
MAT KONTAN MASUK RUMAHNYA. DALAM RUMAH KEDENGARAN RIBUT-RIBUT DENGAN SUARA BANTAHAN PAIJAH. SOLEMAN MASUK RUMAHNYA, MENGUNCI PINTU. KETIKA KELUAR, BERPAPASAN DENGAN SI UTAI SINTING. SOLEMAN HILANG DALAM GELAP. MAT KONTAN KELUAR DENGAN TANGAN HAMPA.
MAT KONTAN
Man, Man. (matanya tertuju ke rumah soleman). Man! Beo saya hilang, Man.
(Utai Tertawa)
Diam!
(Utai Tertawa Lagi)
Diam, kataku diam! (ia mengambil pelepah kelapa akan memukul anak itu).
UTAI
Ampuuuuuun. Ampuuuun!
MAT KONTAN
Kenapa kau tertawa ha?
UTAI
Jadi burung beo mamang terbang?
MAT KONTAN
Ya.
UTAI
Saya melihatnya kemarin dekat sumur.
MAT KONTAN
Diam! Jangan ngomong gila! Ini sungguh!
UTAI
Saya juga sungguh!
Dalam penggalan dialog diatas selain dapat dilihat dari aspek nada bisa juga dilihat dari aspek suasana dalam dialog tersebut, dalam dialog tersebut menggambarkan suasana yang membingungkan atau suasana tidak menentu dikarenakan Mat Kontan sedang kebingungan mencari burung beonya.
- Selanjutnya analisis pada penggalan dialog dari teks lainya, Intonasi nada yang ada dalam penggalan dialog tersebut menggambarkan Mat Kontan dan Paijah emosi karena terjadi  pertengkaran yang mengakibatkan intonasi nada dalam dailog drama menaik.
PAIJAH PERGI MASUK RUMAH, MAT KONTAN MENYUSUL. SOLEMAN MASUK DALAM RUMAHNYA BURU-BURU, LALU KELUAR KEMBALI MENYARUNGKAN GOLOKNYA DI BALIK SARUNGNYA, AGAR TAK TAMPAK. SOLEMAN MENDENGAR DI BALIK PINTU RUMAH MAT KONTAN, PERTENGKARAN YANG TERJADI DI DALAM. SOLEMAN JADI HERAN, MELIHAT PAIJAH YANG TIBA-TIBA MELONCAT KELUAR DAN MENDEKAP PADANYA
MAT KONTAN (mengancam)
Lepaskan dekapan itu!
PAIJAH (terus mendekap).
Man, tolong lindungi saya Man!
MAT KONTAN
Ayo lepaskan sebelum kuambil golok!
PAIJAH (melihat soleman yang diam saja, jadi geram)
Man, kau diam saja!
SOLEMAN HANYA MENANTANG MATA MAT KONTAN DENGAN DADA YANG SESAK
MAT KONTAN
Kau juga harus melepaskan dia! He, Soleman (jadi geram melihat Soleman) Lepaskan dia! Dia bukan binimu!
PAIJAH (mengguncang Soleman)
Jawab. Jawab Man!
KETIKA SOLEMAN DIAM SAJA, PAIJAH MELUDAHI MUKA LELAKI ITU. LALU IA MELEPASKAN DEKAPANNYA DENGAN SANGAT BENCI DAN DIA BERLARI KE BANGKU RUMAH SOLEMAN
MAT KONTAN (pada Paijah)
Paijah! Jangan kau lari kesana. Jangan kau lari kesana! Jangan kau berteduh di bawah atap rumah lelaki yang bukan lakimu.
PAIJAH (bergayut pada sandaran bangku)
Leman pengecut! Jawablah si Kontan itu Man!
Selanjutnya adalah suasana merupakan keadaan suatu peristiwa. Dalam drama tersebut suasana yang terjadi berubah-ubah. Penggalan dialog diatas merupakan gambaran suasana tegang dan cemas. Dimana Mat Kontan sedang bertengkar dengan Paijah karena Mat Kontan kehilangan burung beo.
- DARI JAUH KALENG SUSU TUKANG PIJAT JELAS MENDEKAT. IA MUNCUL KETIKA PAIJAH MEMBAWA BAYINYA MASUK
MAT KONTAN
Jangan bikin ribut! Anak saya makin sakit!
TUKANG PIJAT
Tan! Kau dicari-cari orang, Tan. Si Utai mati kau tahu?
MAT KONTAN
Ssssst! Jangan berisik. Saya mau pergi mencari dukun.
TUKANG PIJAT
Kabarnya Soleman berkelahi dengan kamu tadi ya? Soal apa?
MAT KONTAN (makin jauh akan pergi)
Dia mencuri burung saya dan uang saya. Ssssst. Jangan berisik...........(menghilang)
TUKANG PIJAT
Punya anak satu kayak selusin saja. Kontaaaaaan, Kontaaaan
IA TERCENUNG MELIHAT MAT KONTAN MAKIN JAUH
Dalam penggalan dialog tersebut intonasi dalam percakapan naik karena Piajah sedang marah, dan dalam teks tersebut juga suasana dalam dialog tersebut genting karena Paijah emosi dikarenakan anaknya yang sedang sakit.
- TANGIS BAYI YANG MAKIN MENINGGI MENYEBABKAN TUKANG PIJAT ITU MENDEKAT. TAPI KEMUDIAN TANGIS ITU TERHENTI DI DALAM PUNCAKNYA. TERDENGAR RAUNG PEREMPUAN DI DALAM.
- KEMUDIAN PINTU TERHEMPAS KELUARLAH PAIJAH DALAM RAMBUT KUSUT MASAI. HAMPIR MENABRAK TUKANG PIJAT. TANGIS PAIJAH TERDEKAM KE DADANYA. BERHENTI IA MENANGIS DARI TEMPAT KELAM ITU. LAMBAT IA BERJALAN MENUJU TUKANG PIJAT, SETENGAH BERTERIAK.
- PAIJAH
- .......Pak! Anakku mati Pak!
- SITUA BELUM SEMPAT BERTANYA, PEREMPUAN ITU MELARIKAN DIRI KE ARAH MAT KONTAN TELAH MENGHILANG.
- Â Dalam penggalan teks ketiga ini menggambarkan suasana yang genting dan sedih, karena anak Paijah meninggal lantaran sakit yang tak kunjung diperiksakan.
jadi kesimpulan dari drama yang berjudul "Malam Jahanam" dalam drama tersebut banyak sekali menggunakan intonasi tekanan dinamik dan tekanan nada, karena dalam pementasan drama tersebut banyak dialog yang menggiring untuk emosional. Sedangkan suasana dalam drama tersebut banyak suasana yang genting dan sedih karena masalah dan dialog mereka menimbulkan suasana tersebut terjadi.
Seperti yang sudah kita lihat, bahwa pemain terkadang terlihat bingung atas adegan yang mereka bawakan atau mencoba mengingat dialog mereka. Namun hal itu, tidak begitu terlihat karena mereka melakukan improvisasi dengan baik. Demikianlah analisis yang bisa saya lakukan untuk memenuhi tugas stilistika dan drama sama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H