Mohon tunggu...
Pangestu Bhakti Widagdo
Pangestu Bhakti Widagdo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar / Mahasiswa

Halo, Pangestu Bhakti Widagdo. Saya adalah seorang Mahasiwa UIN SALATIGA. Saya memiliki latar belakang pendidikan di bidang Keagamaan dan saat ini masih menempuh pendidikan S1 Jurusan Tafsir Al-Qur'an. Saya selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam setiap hal yang saya kerjakan. Di luar status saya sebagai Mahasiswa dan saya juga menjadi seorang Santri, saya sangat menyukai kegiatan pondok seperti Mengaji, Manaqiban dan lainnya. Saya percaya bahwa menjaga keseimbangan antara Kuliah dan Mondok sangatlah berat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Selain itu, saya aktif terlibat dalam komunitas teknologi lokal, sering berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui Internet. Saya juga memiliki minat dalam pengembangan diri dan membaca buku-buku tentang Kepemimpinan, Tafsir dan lainnya. Bagi saya, hidup adalah perjalanan belajar yang tidak pernah berakhir, dan saya selalu mencari cara untuk menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri. Semoga deskripsi ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang diri Anda. Jika Anda memiliki aspek lain yang ingin disorot, jangan ragu untuk menambahkannya!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dampak Kecanduan Gadget

30 Juli 2024   08:46 Diperbarui: 30 Juli 2024   08:53 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyebab Kecanduan Gadget

Faktor Psikologis

Salah satu penyebab utama kecanduan gadget adalah faktor psikologis. Keinginan untuk terus terhubung dengan dunia digital sering kali menjadi pendorong utama. Rasa takut ketinggalan atau Fear of Missing Out (FOMO) adalah salah satu alasan banyak orang merasa perlu selalu memeriksa gadget mereka. FOMO adalah perasaan cemas bahwa orang lain mungkin mengalami sesuatu yang lebih baik atau lebih menarik, sehingga kita merasa perlu terus memantau media sosial dan berita.

Selain itu, penggunaan gadget juga memicu pelepasan dopamine di otak, yang dikenal sebagai "dopamine rush." Dopamine adalah neurotransmitter yang terkait dengan rasa senang dan kepuasan. Setiap kali kita menerima notifikasi, pesan, atau "like" di media sosial, otak kita melepaskan dopamine, memberikan perasaan puas dan senang. Hal ini dapat menciptakan siklus ketergantungan yang membuat kita terus-menerus ingin memeriksa gadget.

Faktor Sosial

Faktor sosial juga memainkan peran penting dalam kecanduan gadget. Pengaruh teman sebaya sering kali menjadi salah satu pendorong utama, terutama di kalangan remaja dan anak muda. Ketika teman-teman atau kelompok sosial kita terus-menerus menggunakan gadget, kita merasa perlu untuk melakukan hal yang sama agar tidak merasa terasing.

Kebutuhan untuk validasi sosial juga menjadi penyebab lain. Media sosial memungkinkan kita untuk mendapatkan pengakuan dan perhatian dari orang lain melalui "like," komentar, dan share. Kebutuhan untuk merasa diterima dan diakui oleh orang lain sering kali mendorong kita untuk terus-menerus berinteraksi dengan media sosial dan gadget.

Faktor Teknologis

Faktor teknologis juga berkontribusi signifikan terhadap kecanduan gadget. Desain aplikasi yang adiktif adalah salah satu contohnya. Banyak aplikasi dan platform media sosial dirancang dengan teknik yang membuat pengguna ingin terus kembali dan menghabiskan lebih banyak waktu di sana. Fitur-fitur seperti scrolling tanpa henti, autoplay video, dan notifikasi yang menarik perhatian semua dirancang untuk mempertahankan pengguna.

Notifikasi yang terus-menerus juga memainkan peran besar. Setiap kali kita menerima notifikasi, kita merasa perlu untuk segera memeriksanya, yang mengganggu aktivitas lain dan menciptakan ketergantungan. Banyak aplikasi menggunakan notifikasi sebagai cara untuk menarik pengguna kembali ke platform mereka sesering mungkin.

Memahami faktor-faktor ini adalah langkah pertama dalam mengatasi kecanduan gadget. Dengan menyadari penyebabnya, kita dapat mengambil langkah-langkah yang lebih efektif untuk mengurangi ketergantungan dan mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam penggunaan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun