Janji-janji yang dapat "menyentuh" langsung pada kehidupan sehari-hari lebih mudah mendapatkan hati pemilih daripada menawarkan program idealis seperti pengolahan sampah rumah tangga atau penanganan masalah lingkungan lainnya.
Janji bantuan langsung tunai, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini, memiliki daya tarik yang sulit disaingi oleh isu lingkungan, yang sering kali dipandang tidak memiliki dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Ini bukan soal siapa yang salah atau siapa yang benar. Realitas inilah yang mungkin dibaca, dilihat dan dimanfaatkan oleh para politisi dan para kandidat dalam kampanye mereka.
Mereka memahami bahwa, dalam politik, mengkapitalisasi isu-isu yang punya potensi suara besar adalah strategi. Tantangannya hanya bagaimana memastikan isu lingkungan ini tetap mendapat tempat dalam perhatian politik.
Sebenarnya dengan pendekatan yang tepat, dengan sedikit sentuhan kreatifitas, politisi bisa saja berbicara soal lingkungan. Hanya saja, lagi-lagi berbicara isu lingkungan sama beratnya dengan berbicara tentang Kualitas Pendidikan. Dalam politik, ini kurang "laku".
Namun, sebagai bangsa yang rentan terhadap bencana ekologis, sudah seharusnya kita menempatkan isu lingkungan sebagai kepentingan bersama.
Dalam konteks politik lokal, pilkada hijau diharapkan tidak lagi sekadar tagline menarik, tetapi juga langkah nyata untuk memastikan setiap keputusan pemimpin yang terpilih mengarah pada perlindungan lingkungan yang berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI