Mohon tunggu...
pangeran toba hasibuan
pangeran toba hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - jadilah seperti akar meski tidak terlihat, tetap tulus menguatkan batang dan menghidupi daun, bunga atau buah termasuk dirinya sendiri

Bukan apa yang kita dapatkan, tapi menjadi siapakah kita, apa yang kita kontribusikan, itulah yang memberi arti bagi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saya Penyintas Covid-19

28 November 2021   14:17 Diperbarui: 28 November 2021   14:25 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada masa kemajuan sistem teknologi informasi saat ini, seharusnya pendataan maupun penanganan pasien dapat dilakukan terintegrasi sejak hasil dinyatakan positip oleh pihak RS maupun pihak laboratorium. Bukankah nomor telepon dan alamat pasien tercatat, mengapa tidak terkoneksi langsung dengan sistem yang ada di satgas, sehingga petugas dapat segera menindaklanjuti langsung pasien dan melakukan tindakan yang diperlukan.

Setelah memperoleh hasil tes PCR, langsung memberitahukan kepada kepala lingkungan (setingkat RT) tempat tinggal guna diteruskan kepada satgas Covid-19 tingkat Kelurahan dan diberitahukan kepada Puskesmas setempat. Hal ini guna mendapatkan dukungan (support) vitamin maupun obat-obatan yang dibutuhkan. Mencoba menghubungi call center Covid-19 tetapi tidak kunjung berhasil karena telepon tidak diangkat. Namun sampai sembuh tidak ada kunjungan ataupun dihubungi oleh pihak satgas Covid Kelurahan.

Mengingat saya isolasi mandiri dan tidak ada konsultasi dokter, akhirnya saya mencari tahu segala yang terkait dengan penanganan pasien isolasi mandiri melalui internet. Semua obat-obatan dan vitamin harus disediakan sendiri termasuk alat pengukur suhu tubuh dan saturasi oksigen. Mungkin ini yang dimaksud isolasi mandiri, semua harus mandiri tanpa ada bantuan.

Pada hari kedelapan (Kamis) atau tiga hari setelah PCR mengalami penurunan fungsi penciuman. Harum parfum tidak begitu tercium dengan baik, selain aroma alkohol. Namun untuk indera perasa masih tetap bisa membedakan rasa asin, manis, asam maupun pedas, hanya rasanya seperti ada lapisan yang menutupi bibir (terasa kebas). Mungkin ini pengaruh demam.

Selama masa isolasi mandiri saya memaksakan diri untuk makan yang banyak dan tetap mengonsumsi dua siung bawang putih mentah, siang dan malam. Sedangkan untuk sarapan pagi selalu dengan dua butir telur rebus selama sepulu hari terus menerus dengan dua potong roti tawar dan segelas susu serta teh manis. 

Adapun obat dan vitamin yang saya konsumsi adalah: Enervon C; Calcium D Redoxon; Vitamin D3 1000 IU; Natur-E 300; Vitacimin 500 mg; Zinc Sulfate Heptahydrate dan Nuvit sejenis suplemen Kesehatan. Sedangkan obat-obatan saya minum Panadol dan Lanamol 500 untuk penuurun demam; Amoxicilin 500 dan Azithromycin 500 sebagai antibiotik. 

Hal memberi semangat adalah dukungan keluarga serta penelitian yang menyebutkan bahwa virus Covid-19 akan hilang dengan sendirinya dari tubuh normal dalam masa 10 hari sepanjang daya imun tubuh baik, tidak ada penyakit penyerta maupun komplikasi, tentunya dengan dibantu obat dan vitamin. Ini terbukti, pada 02/06/2021 saya melakukan swap antigen ulang dan hasil dinyatakan negatip Covid-19 (sudah sembuh). Satu hal penting yang perlu diketahui masyarakat adalah jika sudah melewati masa isolasi madiri selama 10 hari dan ditambah dua hari dengan tidak ada gejala seperti demam ataupun rasa sesak napas maka sudah bisa berkumpul kembali dengan keluarga meskipun tetap harus menjaga protokol kesehatan.

Pada hari kelima setelah PCR (Sabtu) atau hari kesepuluh demam pertama saya mengonsumsi Ivermectin 12 mg, dan pada sore hari suhu sudah normal, 37C dan tidak merasa demam lagi.

Meski sudah dinyatakan sembuh namun masih menyisakan ganjalan dalam hati, mengapa nomor call center dan satgas covid propinsi Sumatera Utara tidak dapat dihubungi. Begitu juga dengan Kepala Lingkungan (setingkat RT) tidak  meneruskan kepada Puskesmas maupun layanan Kesehatan setempat. Apakah sesuai namanya, isolasi mandiri memang semua harus mandiri, mulai dari biaya sampai penanganan dan perawatan tidak ada pendampingan apalagi kompensasi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun