Mohon tunggu...
Abdul Malik Hakim
Abdul Malik Hakim Mohon Tunggu... -

Seorang Pengusaha Muda di bidang Alat kesehatan (Alat Bekam), juga Seorang Penulis Pemula yang ingin menghasilkan banyak Karya, Motivator Sederhana tapi Mempesona\r\n\r\n\r\nwww.darulherbal.com\r\nwww.pangeranmenulis.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Janganlah Menjadi Lilin

2 Oktober 2013   14:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:06 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pemisalan yang menyatakan bahwa sebagai manusia setidaknya kita harus berusaha menjadi sebuah lilin yang memberikan cahaya penerangan bagi kegelapan yang ada di sekelilingnya. Lilin memiliki manfaat sebagai penerang, menerangi kegelapan dengan api yang ada di sumbunya.

Tapi ketika saya berpikir sejenak memikirkan bagaimana lilin itu menerangi sekeliling dengan cahayanya, lilin memang menerangi, dan terangnya ini jika lilin diibaratkan manusia, maka cahayanya adalah manfaat yang dibagikan kepada orang-orang lain yang ada di sekelilingnya. Akan tetapi jika kita melihat dengan seksama, api yang menjadi penerang itu ketika terus menyala, perlahan-lahan dia mulai membakar tubuhnya sendiri, sedikit demi sedikit batang lilin mulai meleleh karena panas, hingga akhirnya batang tersebut habis dan cahayanya pun mati.

Jika kembali kita misalkan keadaan diatas, bahwa ada orang-orang yang seperti lilin, dia menyampaikan banyak manfaat kepada orang lain dengan lisannya, sehingga orang yang mendengar nasihatnya mendapatkan manfaat. Akan tetapi sebaliknya si orang lilin ini, tidak menjalankan apa yang dia sampaikan, bahkan melanggar apa yang dia sampaikan, makanya yang terjadi pada dirinya bukannya dirinya semakin membesar melainkan terus meleleh hingga habis dan akhirnya cahaya itu pun redup mengikuti tubuhnya yang terus tergerus.

Seperti inilah keadaan orang-orang yang sering menyampaikan nasihat, wejangan, ceramah, dakwah, akan tetapi apa yang disampaikannya tidak sesuai dengan apa yang diamalkannya. Dia menyuruh orang lain, akan tetapi dirinya sendiri tidak menjalankannya. Dia seperti lilin yang menerangi sekelilingnya, akan tetapi api yang menerangi keadaan sekeliling terus menggerogoti tubuhnya hingga dia meleleh dan mati.

Jadi kita sebagai manusia sudah seharusnya berintrospeksi diri. Karena boleh jadi diri kita saat ini seperti lilin, menerangi tapi memusnahkan diri sendiri. Maka mulai saat ini, kita harus bisa memperhatikan apa-apa yang kita sampaikan. Kalo perlu kita mencatatnya, agar kita tidak melanggar apa-apa yang kita sampaikan.

Yaa Allah, Tolonglah kami,

Masukanlah kami ke dalam Golongan orang-orang yang menyampaikan nasihat dan menjalankan apa yang kami nasihatkan kepada orang lain.

Semoga Bermanfaat

Pangeranmenulis.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun