Mohon tunggu...
Irwan Winardi
Irwan Winardi Mohon Tunggu... Pengangguran Terang-terangan -

nothing to report

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Janggut

19 September 2015   06:00 Diperbarui: 19 September 2015   07:50 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masyarakat Arab menganggap janggut sebagai tanda kedewasaan dan kematangan. Namun apabila ada orang dewasa yang bloon, mereka mengejeknya dengan menyatakan kecerdasannya tertarik oleh jenggotnya. Hingga terhadap orang dewasa yg bodoh seperti anak2 mereka berkata bahwa panjangnya jenggot orang tersebut berbanding terbalik dengan kecerdasannya, jenggot yang panjang menunjukan kebodohan. 

 Dibawah ini kutipan karya sastra Arab yg mengolok-olok seorang berjenggot panjang tetapi berfikiran pendek

Alkisah ada seorang laki-laki yang memiliki jenggot panjang, suatu saat ia membaca suatu buku, di salah satu halaman buku tertulis, “siapa yang memiliki jenggot panjang maka kebodohanya adalah sepanjang jenggotnya”. Laki-laki tersebut khawatir dikatakan bodoh, kemudian ia bermaksud untuk menyingkirkan jenggotnya, dia lalu menggenggam jengotnya dan berusaha membakarnya dengan sebuah lampu obor. Api obor pun membakar janggut laki-laki, api menjalar dengan cepat hingga membakar juga tangannya yang sedang memegang janggutnya, karena panas ia pun melepaskan tangannya dari janggutnya, akibatnya semua janggut laki-laki tersebut terbakar habis. Setelah itu ia menulis dibawah kalimat yang ada di buku itu “Kata-kata ini sepenuhnya benar. Aku telah membuktikannya sendiri”. Dia percaya kalau kelemahan akalnya adalah disebabkan karena jenggotnya yang panjang.

Masih tentang jenggot. Ini berkaitan dengan kisah Harun Al Rasyid. Pada suatu hari ia melihat seorang laki-laki dengan jenggot panjang. Ia kemudian memerintahkan agar orang tersebut dibawa kepadanya, ia bertanya, "Siapa namamu?"

“Abu Aruba,” jawab laki-laki itu.

“Apa pekerjaanmu?”

“Saya sekrang guru"

Harun Al Rasid kemudian mengujinya dengan suatu kasus berikut untuk dipecahkannya. 

“Seorang pria hendak membeli seekor kambing, saat memeriksa keadaan kambing tersebut, tiba-tiba kambing tersebut mengeluarkan kotorannya dan mengenai mata pembeli, siapakah yang salah dalam hal ini? Penjual atau Pembeli?”

“Penjual!” jawab Abu Aruba.

“Mengapa demikian?” tanya Harun Al Rasyid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun