Mohon tunggu...
Empu Ranubaya
Empu Ranubaya Mohon Tunggu... -

Kebenaran dan Keadilan lebih utama daripada peraturan yang tidak berkeadilan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kidung Duka Bumi Hatiku

30 Mei 2011   14:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:03 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dikala aku sendiri merindukanmu,….

Menunggu kehadiranmu,tapi saat itu kau tak muncul,…

Oh bulan hatiku,ada apa kau disana,…

Dan kurangkai kata-kata sebagai ungkapan perasaanku,…

Dan tak sengaja kata-kata itu telah menggores luka dihatimu,….

Aku begitu bodoh dan membuatmu murka,….

Sebenarnya diriku hanya butuh jawaban sederhana,….

Karena ku tahu bulan hatiku punya tanggung jawab yang berat,….

Ketahuilah,tiap malam aku memikirkanmu,….

Ku duduk sendiri di pos jaga sambil memandang bulan,….

Kadang bersembunyi dibalik mendung,kadang muncul bak senyuman,…

Merenung tanpa kejelasan hingga larut malam,….

Kini kau terluka dan tak mau tersenyum lagi,….

Tidakkah kau sudi memberiku maaf padaku yang khilaf,….

Air mataku berkaca-kaca merasakan dosa yang amat berat,….

Para dewa di Srikayangan ikut menangis berurai air mata,…

Dan air mata itu tak terbendung bagai banjir bandang,….

Dan menghancurkan hati sang bumi,……

Dan para dewa itu berkata,andai dia sudi memberi maaf,….

Andai bumi dan bulan itu bersatu sampai akhir zaman,…

Tentu hatiku akan jadi terang kala malam tanpa bintang,…

Ingatlah Nduk,bulan hatiku,…

Kesetiaan itu aku pegang,sampai ada kabar kalau bumi sudah tak didampingi bulan lagi,….

Andai kata maafmu datang,….

Betapa sejuknya bumi hatiku,laksana guyuran air hujan disaat kemarau panjang,…

Dan guyuran itu mampu menumbuhkan tanaman dimuka bumi,…

Tumbuh dan tumbuh akhirnya berbunga penuh warna-warni,….

Para petani bersuka ria,bisa bercocok tanam dan menghasilkan pangan,..

Kupu-kupu kembali beterbangan diantara bunga-bunga di taman,…

Dan binatang bisa melanjutkan kehidupannya,….

www.maafkan-aku.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun