Bogor, 5 Desember 2021. Pangan Publik Indonesia sebagai organisasi kepemudaan berlatarbelakang studi ilmu pertanian pangan mengadakan rangkaian MILAD (hari jadi) ke 2 tahun dengan 2 sub kegiatan, yaitu Webinar Nasional yang diisi 3 pembicara Nasional dan Bhakti Anak Petani dengan memberikan bantuan sosial berupa alat tulis belajar maupun penunjang kebutuhan lainnya.
Webinar Nasional telah dilaksanakan pada hari sabtu, 27 november 2021 dari jam 9.45 sampai 12.30 wib dan dihadiri 30 orang mahasiswa/pelajar Indonesia.Â
Harapannya usaha tani singkong dan ubi jalar Indonesia dapat benar-benar ditingkatkan secara signifikan, terlebih sudah menjadi bagian promosi  DIVERSIFIKASI pangan dan berpotensi sebagai bagian solusi Ketahanan Pangan Negeri.
Ketela pohon atau yang biasa dikenal dengan Singkong atau ubi kayu, merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.
Singkong sebagai umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata- rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam.Â
Lalu Ubi jalar merupakan tanaman umbi-umbian semusim yang terdiri dari batang, akar, daun, umbi buah dan biji. Ubi jalar merupakan sumber energi yang baik dalam bentuk karbohidrat.11 Warna kulit ubi jalar bervariasi dan tidak selalu sama dengan warna umbi.
Dalam perbedaannya secara umum, ubi memiliki tekstur yang lebih lembut daripada singkong. Sementara itu, dibandingkan ubi dan singkong, talas memiliki tekstur yang lebih 'padat'. Soal rasa, ubi cenderung paling manis diantara ketiganya. Sementara itu, singkong terasa lebih gurih dan talas memiliki rasa paling hambar.
WEBNAS (Webinar Nasional) MILAD ke 2 tahun ini dibuka oleh Presiden Pangan Publik Indonesia dan Penasehatnya, serta dengan kehadiran 3 pembicaranya seperti Ujang Suhadi, S.TP., M.Si (ke-1) dari Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat membahas pengembangan komoditas ubi jalar dan ubi kayu di jawa barat, Noor Avianto, SP, M.Agr (ke-2) dari BAPPENAS membahas manajemen alternatif dan moderinisasi usaha produk tani singong-ubi jalar, Â Ahmed Joe Hara (ke-3) dari Asosiasi Agrobisnis Petani Ubi Jalar Indonesia membahas peranan dan strategi dalam mengembangkan budidaya ubi jalar.
Menurut Dinas Tanaman Pangan dan Holtukultura Provinsi Jawa Barat, ialah Jawa Barat menjadi juara produksi ubi jalar dan ubi kayu di Indonesia dalam beberapa waktu tahun tetakhir.Â
Memberikan saran akan mahasiswa pertanian atau yang sudah lulus di Jawa Barat, apabila ingin menerima bantuan pertanian harus membentuk kelompok tani dan sudah terdaftar di sistem informasi penyuluhan pertanian.Â
Produk ubi jalar Jawa Barat sudah melakukan ekspor ke beberapa negara bersama korporasi, adapun jenis hasilnya seperti tepung ubi jalar, tepung kasar, bubuk ubi jalar, ubi jalar beku dan ubi jalar selain beku.
Menurut BAPPENAS untuk pola konsumsi pangan khususnya umbi umbian secara nasional masih perlu dilakukan peningkatan standar pola pangan harapan secara masif. Kontribusi kalori sumber karbohidrat dari umbi umbian masih rendah dari idealnya.Â
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir menurut BAPPENAS tentang luas panen, produksi dan produktivitas ubi jalar mengalami penurunan. Dalam rencana pembangunan pangan nasional telah dibuatkan regulasi PERPRES 18/2020: RPJMN 2020-2024, dengan cangkupan peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan. Adapun prinsip  transformasi sistem pangan seperti healthy diets, inclusive, equitable, sustainable dan resilient.
Menurut ASAPUJI ubi jalar sebagai tanaman umbi yang paling mudah diupayakan dalam usaha pertanian, terutama pertanian lahan kering. ubi jalar menjadi tanaman bahan baku untuk industri makanan dan terus terbuka untuk dikembangkan. Indonesia melalui pabrik pabrik skala UMKM dapat menjadi produsen dangmyeon.
Selengkapnya webinar nasional dapat di review dengan mengakses channel youtube pangan publik indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H