Mohon tunggu...
Pangan Publik
Pangan Publik Mohon Tunggu... Ilmuwan - Organisasi Komunitas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

[Bersama Kebangkitan Swasembada Pangan] "Lebih dari keluarga dan saudara sedarah, kami membuka sharing dan keluh kesah"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Studi Pangan Publik Bersama Dosen Mendalami Problematika Susu Nasional

10 Oktober 2020   04:52 Diperbarui: 10 Oktober 2020   04:58 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, 2 Oktober 2020. Komunitas Pangan Publik Indonesia memberlangsungkan kuliah sosial online bersama Tokoh Akademisi sekaligus Praktisi yang ahli pada bidangnya yaitu Ibu Rosy Hutami, S.TP., M.Si. Dalam kesempatan ini bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional dan Hari Susu Nasional. Tema yang diangkat sebagaimana kebanyakan permintaan dari masyarakat netizen, ialah "Menguji Kedaruratan Meminum Susu dengan Nutrisi dan Gizi pada Pandemi COVID 19".

Narasumber yang mengisi kuliah sosial ini merupakan Dosen Fakultas Ilmu Pangan Halal Universitas Djuanda Bogor, Auditor Halal LPPOM MUI, juga Demisioner BPP HMPPI.
Budimansyah Nasution sebagai Koordinator Pusat Pangan Publik dan juga mantan Sekjen. BPR 2 HMPPI mengungkapkan bahwa Kegiatan Kuliah Sosial Online ini diadakan sebagai sebagian bukti komunitas kontribusi mengedukasi masyarakat indonesia akan pengetahuan pangan baik itu secara umum, hingga spesifik sesuai tema pembahasan yang akan diberikan setiap momentum momentum nasional, serta mengharapkan supaya komunitas ini berkembang keanggotaan hingga ada disetiap daerah kota/kabupaten di Indonesia, sebagimana sesuai cita citanya dalam berkontribusi mewujudkan Indonesia Swasembada Pangan Dunia 2045.

Ibu Rosy Hutami menyampaikan diawal dengan pemahaman akan pengetahuan dan pengertian dasar dari susu. Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia. Dalam 100 gram Susu, terkandung kalori, kolestrol, natrium, kalium, karbohidrat, gula, protein, vitamin A, kalsium, vitamin D, vitamin B12, vitamin C, besi, vitamin B6, magnesium.

Narasumber pun menyampaikan bahwasannya susu nasional di Indonesia, dominan mengkonsumsi dari hewan mamalia berupa sapi. data yang sampai pun merupakan rekapitulasi nasional hewan penghasil susu sapi, yang mana diketahui konsumsi susu sangatlah banyak, tidak berbanding lurus dengan produksinya. maka tidak dipungkiri negara kita tetap melakukan importir, khususnya untuk memenuhi kebutuhan (permintaan) susu dalam negeri.

Diduga dalam pandangan umum masyarakat meminum susu dan mengambil manfaat dari nutrisi beserta gizi didalamnya dapat menjadi bagian solusi dalam menanggulangi COVID 19, baik itu sebagai pencegah ataupun mengurangi dampak bagi korban yang suspect. Namun nyatanya berbeda, sebagaimana dalam kuliah sosial ini dijelaskan bahwa diambil contoh sumber dari Journal of Nutrition and Food Security dengan judul Nutrition and Infection with Covid-19 karya dari Sayyed Saeid Khayyatzadeh; PhD menjelaskan bahwa ada faktor untuk memitigasi diri yaitu ; tidak melakukan diet yang dapat mengakibatkan kekurangan protein, vitamin C, vitamin A, vitamin E, Zink, selenium dan asam lemak omega-3. Direkomendasikan mengkonsumsi makanan dan minuman kaya akan serat beserta nutrisi, serta diperhatikan prosesnya dari hulu hingga ke hilir.

Bermaksud agar sistem imun dalam tubuh tetap terjaga, berstamina karena ketika kuat akan dapat memitigasi dari covid 19.
Kabar kementerian pertanian pada 2018, menyampaikan bahwa Produksi susu peternak meningkat karena menerbitkan Permentan No. 26 tahun 2017, kemudian direvisi menjadi Permentan No. 33 tahun 2018 menjadikan Produksi Susu Sapi Nasional Meningkat Jadi 1,6 Juta , walaupun kedepannua tetap harus di pantau.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kebutuhan susu nasional pada 2019 mencapai 4.332,88 ribu ton, tapi produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) hanya mampu memenuhi 22 persen dari kebutuhan nasional tersebut. sedangkan 78 persen sisanya berasal dari impor.
Rendahnya produksi susu tidak terlepas dari rendahnya jumlah populasi sapi perah nasional. Menurut catatan BPS, pada 2019 populasi sapi perah nasional sebanyak 561.061 ekor dengan produksi susu sebanyak 996.442 ton.

Kedepannya bersama harus di pantau, bekerjasama dan evaluasi untuk memenuhi kebutuhan susu nasional dalam negeri, baik itu mengusahakan agar produksi dalam negeri dengan optimal dan mengurangi impor susu.
Konsumsi hati sapi, buah-buahan segar, sayuran hijau, kacang-kacangan dapat dikatakan Pangan alternatif untuk pengganti konsumsi susu, namun masih belum bisa dikatakan menyamai atau setara akan kandungan susu, pun demikian dalam menyatakan mengkonsumsi susu dalam kurun waktu yang sering, tidak dapat dikatakan memitigasi covid 19.

Selengkapnya bisa dilihat rekaman video lengkapnya pada lama Instagram.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun