Mohon tunggu...
Pangan Publik
Pangan Publik Mohon Tunggu... Ilmuwan - Organisasi Komunitas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

[Bersama Kebangkitan Swasembada Pangan] "Lebih dari keluarga dan saudara sedarah, kami membuka sharing dan keluh kesah"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Meneladani Kebiasaan Mahasiswi Pangan 21 Tahun Lulus dalam 3,5 Tahun

8 Agustus 2020   20:44 Diperbarui: 8 Agustus 2020   20:39 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tiara Amanda bersama Ibunda setelah Wisuda. Dokpri.

Menjadi mahasiswa yang lulus cepat dalam masa mudanya, mendapat IPK tinggi merupakan mimpi kebanyakan orang. Bisa membanggakan orang tua, keluarga dengan prestasi yang didapatkan dengan sebaik - baiknya ketika dalam dunia perkuliahan di perguruan tinggi.

Rabu, 5 Agustus 2020 Univeraitas Djuanda Bogor melaksanakan wisuda ke 41 bagi mahasiswa mahasiswinya secara daring (online). Menyesuaikan sesuai arahan dari peraturahan Kemendikbud RI di tengah pandemi COVID 19 Mahasiswa Universitas Djuanda melaksanakannya melalu daring (online) dari rumahnya masing - masing. Peserta wisuda/i  Universitas Djuanda Bogor berasal dari Mahasiswa berbagai lintasan prodi maupun fakultas, seperti ; Pertanian, Ilmu pangan halal, ekonomi, ekonomi islam, ilmu sosial dan politik, keguruan dan ilmu pendidikan dan hukum.

Bagaimana metode yang baik dalam belajar ketika di perguruan tinggi ? mahasiswa fokus belajar atau bisa ikut organisasi  ? setiap orang punya sudut pandang yang berbeda, baik itu memikirkan maupun penilaian lainnya. Dalam pembahasan melihat mahasiswa ini mempunyai sudut pandang tang tak sama.

Begitupun dengan prodi (program studi) Teknologi Pangan, kita terbiasa dalam belajar di ruang kelas untuk belajar materi mata kuliah secara tatap muka, serta melakukan aktivitas praktikum di labolatorium dan membuat laporan. Apalagi ketika kita menjadi mahasiswa yang menginginkan nilai akademik yang baik dengan tanpa ketinggalan mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan, pasti akan ada tantangan tersendirk. Apakah kita mementingkan kuliah saja, organisasi saja atau melakukan tang terbaik terhadap keduanya dengan sebaik baiknya.

Tiara Amanda Lestari, kelahiran Sukabumi 7 maret 1999, putri ke 2 dari 3 bersaudara Bapak Dadang dan Ibu Ridawati. Ia sebelumnya merupakan lulusan SMAN 1 Cisarua Kab. Bandung Barat. Tiara hidup bersama orang tuanya (keluarga) dalam kondisi berkecukupan.

Tiara mengambil prodi (prgram studi) teknologi pangan atas keinginannya, melakukan aktivitas mahasiswa sebagaimana mestinya belajar di ruang kelas, melakukan aktivitas praktikum, membuat laporan praktikum, membuat makalah, karya tulis dan juga mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan di kampusnya. Dalam kegiatan sehari-hari semasa kuliahnya, Erika Nurjannah, Silvia Risnawati, Nadya Yulandani merupakan sahabat bagi tiara. 

Tiara mempunyai manajemen waktunya tersendiri, misal didapatinya suatu tugas prioritas maka harus dilakukan secara baik dan di utamakan. Kemudian selanjutnya mengerjakan tugas lainnya yang dianggapnya harus secepatnya diselesaikan. Namun menjadi catatan khusus bagi tiara ialah ketika sudah masuk waktunya sholat (beribadah) ia akan segera menunaikannya, meninggalkan sementara tugas tugas yang dikerjakannya dan setelah beribadah ia melanjutkan tugas tersebut.

Ia merealisasikan mimipi mimpinya satu persatu, yang awalnya ia menginginkan menyelesaikan kuliah di prodi teknologi pangan tercepat, alhamdulillah terkabulkan berkat usaha yang komitmen dilakukan dan ibadah yang kuat secara rutin. Alhasil tiara mendapatkan IPK 3,9 dengan kelulusan dalam waktu 3,5 tahun di umur 21 tahun.

Selanjutnya tiara mempunyai mimpi yang ingin di realisasikannya, yaitu menjadi dosen dan berbakhti kepada orang tua serta nusa bangsa. Maka ia pun minimal diharuskan melanjukan jenjang pendidikannya dengan melanjutkan ke tingkat S2. Semoga terlaksana dan tercapai cita - cita baik ini

Siti Nur Halimah (Peserta Wisuda ke 37 (2018) Tercepat dari Prodi S1 Teknologi Pangan) pun menambahkan "Setiap orang punya goal/tujuan masing-masing untuk mencapai sesuatu. Mungkin ada orang yang mempunyai cita-cita jadi lulusan tercepat atau terbaik, ada juga yang bercita2 untuk exchange ataupun jadi ketua organisasi di masa tingkat akhirnya yang sampe akhirnya lulus hampir dapat dikatakan lebih dari 4 tahun. Tidak masalah, semua punya pilihan. Tidak ada yang paling hebat, paling pintar atau paling terlambat. Yang menjadi masalah justru tidak memanfaatkan dengan baik kesempatan dan waktu yang ada dengan mengabaikan tujuan-tujuan dan mimpi nya.

Perlu diingat jangan juga terlalu fokus pada 1 mimpi, misal : ingin menjadi lulusan tercepat/terbaik, jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang) atau ingin jadi ketua organisasi sehingga mengabaikan kuliahnya juga. Jadi, jalani semuanya dengan sebaik mungkin dan seimbang. Lakukan yang terbaik disegala tanggung jawab yang kita miliki".

Bersama mari kita tingkatkan belajar di perguruan tinggi dengan sebaik baiknya, mengingat tidak mudah bisa belajar di jenjang perkuliahan bagi masyarakat luas. Karena banyak hambatan baik itu ekonomi, keadaan sosial kondisi lingkungan maupun faktor lainnya. Rasa syukur kita untuk mendapatkan nilai terbaik tidak akan tercapai apabila kita tidak mengimbanginya dengan usaha terbaik, serta tak lupa ibadah yang taat dan do'a orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun