Mohon tunggu...
panekuk
panekuk Mohon Tunggu... Freelancer - muslimah / nature, romance, and spicy food enthusiast

deleting all past

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maju! Kita Semua Berjuang dan JNE Salah Satu Pahlawannya

31 Januari 2022   12:57 Diperbarui: 31 Januari 2022   13:10 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kopi racik @noemani.id sebelum dipacking

Tahun 2019 lalu kita masih bisa menikmati serunya berbelanja di mal maupun di pasar, tidak ada perasaan was-was saat bersalaman dan saling melempar senyum dan tawa. Lalu mendadak semuanya berubah. Tiba-tiba kita memandang penuh curiga pada seseorang (atau bahkan keluarga kita sendiri) yang bersin, atau akan mengomel panjang lebar ketika ada yang lalai untuk cuci tangan dan memakai masker.

Semua elemen melemah secara drastis. Kesehatan, ekonomi, pendidikan, pariwisata, sosial budaya... tidak ada yang tidak kena imbas dari pandemi Covid19 ini. Sudah berapa banyak berita tentang tenaga medis kita yang kewalahan? Sudah berapa sering kita mendengar keluhan pendidik yang tak kalah kewalahan dengan sistem yang berubah? Ekonomi pun seperti tersapu air bah, semuanya hampir tenggelam tak bersisa.

Saya pernah mendengar sebuah pernyataan menarik, bahwa kekuatan utama dalam kehidupan adalah kemampuan untuk bertahan, bukan kemampuan untuk menyerang. Akal kita tidak cukup pandai untuk menyerang balik virus Covid19. Sampai tulisan ini diangkat, masih belum ditemukan obat yang benar-benar ampuh untuk melumpuhkan virus ini. Kita jadi tidak punya pilihan lain selain bertahan, dan untuk bertahan, kita tidak bisa mengandalkan kekuatan diri kita sendiri. Harus ada doa, harus ada ketergantungan kepada Sang Pencipta, karena pandemi ini benar-benar menyadarkan kita bahwa kita ini makhluk yang lemah. Lalu setelah memohon dan menghamba pada Yang Maha Kuasa, tugas kita selanjutnya adalah berjuang.

Ya, berjuang. Berjuang sesuai kemampuan kita, semaksimal yang kita bisa.

Saya masih ingat, di awal-awal pandemi, saya mendengar kisah seseorang yang berniat memberhentikan dan memulangkan pegawai-pegawainya, namun pegawai-pegawai beliau menangis. Kalaupun tidak dapat upah, setidaknya biarkan mereka tetap bekerja agar keluarga di rumah tidak merasa terpuruk, agar keluarga mereka di rumah tidak kehilangan harapan. Beliau harus merelakan sebagian properti milik beliau, dijual untuk menggaji karyawan seadanya dengan pemasukan yang tentu saja jauh berbeda dengan pengeluarannya, agar bisa terus membantu pegawai-pegawai beliau. Saya tidak tau bagaimana ending kisah beliau, namun saya benar-benar berharap, Tuhan membalas segala kebaikan beliau berkali lipat.

Nyaris kehilangan harapan. Mungkin itulah yang dirasakan oleh beberapa UMKM (Usaha Miikro Kecil Menengah) di sekitar kita. Salah satu contohnya adalah pemilik kantin sekolah. Bagaimana mereka meneruskan roda perekonomian mereka sedangkan konsumen utama mereka tidak ada karena seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan secara total dan diganti menjadi pembelajaran secara daring (dalam jaringan)? Setelah berdoa, mereka berjuang. Berjuang, banting setir mencari ide dan jenis usaha baru untuk meneruskan kehidupan mereka. Salah satu yang saya tau, ada yang berganti menjadi pedagang keripik yang mereka produksi sendiri. Salah satu kawan saya pun sekarang memanfaatkan keterampilan menjahitnya dengan menjual masker kain dan tas daur ulang. Saya sendiri membantu ibu menjual bubuk kopi racik produksi rumahan secara online.

kopi racik @noemani.id sebelum dipacking
kopi racik @noemani.id sebelum dipacking

Dulu kita hampir jarang merasa berterima kasih pada layanan ekspedisi barang. Namun hari-hari pandemi ini, kita jadi sangat tertolong dan berterima kasih pada mereka. JNE adalah layanan ekspedisi yang sudah beroperasi selama 31 tahun. Bayangkan, dedikasi selama tiga dekade untuk negeri ini. Tidak akan bisa bertahan selama ini kalau tidak ada kesungguhan untuk memberikan yang terbaik untuk negeri ini, dan perjalanan panjang ini adalah pembuktian JNE.

Sudah banyak sekali UMKM yang tertolong karena kesigapan JNE menyediakan layanan ekspedisi. Mulai dari UMKM yang bergelut di bidang kuliner, fashion, maupun teknologi. 

Mengusung tagline Maju Indonesia di tahun ke-31 ini, JNE seperti ingin memberi kita kita dorongan, meninggikan harapan. Kita berjuang, JNE akan bantu dari belakang. Kita berjuang, JNE akan memanjangkan langkah mereka untuk menghubungkan. Kita berjuang di rumah, JNE yang akan sampaikan. Dengan peluh yang lebih banyak dan tingkat risiko pekerjaan yang lebih tinggi, JNE menjembatani UMKM dengan konsumen yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Tugas kita hanya berdoa, berjuang dan terus maju. Jangan kehilangan harapan. Maju!

Mungkin dunia tidak akan sepenuhnya kembali normal, mungkin pandemi ini akan menjadi new normal kita yang sesungguhnya, mungkin sebagian kita tidak bisa kembali meniti karier dengan jenjang lebih tinggi seperti sebelum pandemi, tapi kita semua sama-sama punya kesempatan untuk bisa terus bertahan. Kita semua berjuang, dan JNE adalah salah satu pahlawannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun