Mohon tunggu...
panekuk
panekuk Mohon Tunggu... Freelancer - muslimah / nature, romance, and spicy food enthusiast

deleting all past

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Andika dan Andini

30 Januari 2022   20:19 Diperbarui: 30 Januari 2022   20:24 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oke. Aku juga udah kumpulin materinya. Kita bisa selesaikan ini kurang dari sejam."

Kami lalu disibukkan dengan membaca materi, mendiskusikannya alakadarnya, lalu merangkumnya. Aku mengetik, dia segera membuat desain presentasi dan menyalinnya. Aku melirik smartwatch-ku. 48 menit. Gila memang. Meski udah putus, dua otak si ranking 1 dan 2 ini memang tidak perlu diragukan. Aku yang penunggu setia 10 besar terakhir hanya bisa kagum sekaligus iri.

"Udah mau balik, Pram?" tanyaku, melihat dia membereskan laptop dan buku yang dibawanya, lalu menyesap jus jeruk yang tadi dipesannya.

"Ada yang kurang?" tanya Pram. Aku mendesah pelan. Lalu menggeleng.

"Nggak ada, kok. Tinggal print aja. Kalau ada yang mau kamu edit, tolong aku dikabari ya, biar nanti printout-nya aku berikan Andini," ujarku. Pram hanya mengangguk.

"Aku duluan ya, Ta!" lalu dia menghilang di balik pintu kafe.

Aku menatap kursi di hadapanku yang kosong. 48 menit hanya berdua dengan Pram, semuanya digunakan untuk menuntaskan tugas sekolah kami, tidak ada ramah tamah ataupun pertanyaan di luar topik tujuan pertemuan. Ini kali ketiga aku hanya berduaan dengan Pram. Pertama kali dulu saat Masa Orientasi Siswa, Andini datang terlambat sehingga kami duduk hanya berdua. Kali kedua saat tugas kelompok Bahasa Indonesia, hari itu Andini sakit. Ini adalah kali ketiga.

Aku meringis sebal, ingin menertawakan kebodohanku sendiri. Untuk apa aku kalut memilih baju apa yang akan kupakai hampir sejam untuk bertemu Pram kalau dia saja tidak pernah menoleh dan melihatku?

Aku benci jadi pihak ketiga. Lebih benci lagi karena aku sadar aku tidak punya kesempatan untuk menggantikan Andini sedikitpun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun