Mohon tunggu...
Pandu Setiawan
Pandu Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Inventor ; Unreal ein Pionier at CV. Pionir Akselerasi Sejahtera

Seorang Pionir Ketidakmungkinan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sesama Manusia Berhentilah Memvonis Takdir Orang Lain

19 Mei 2024   15:47 Diperbarui: 19 Mei 2024   16:00 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam merumpi kebiasaan buruk dan tanpa sadar sebagian dari kita sering menjelekan orang lain kendatipun itu nama seorang Jokowi terlebih yg memiliki sikap politik berbeda dg beliau. Namun penting untuk kita sadari bahwa jalan hidup setiap orang berbeda dan unik dengan tarian khasnya. Irama ini penuh dg kepentingan dan menjadi nilai absolut dalam penciptaan takdir. Kita hanya perlu berfokus tanpa bersikap berlebih karena kita tunanetra akan dimensi tertinggi itu. Bahwa terbang tinggi tanpa menjatuhkan yang lain dan bersikap rendah hati dihadapan para petinggi adalah benar adanya. Disisi lain anomali mungkin eksis dalam komitmen terhadap karma.

Dalam panggung kehidupan ini, setiap individu menarikan tarian yang unik, mengikuti irama yang ditentukan oleh takdir dan karma mereka masing-masing. Tidak ada dua perjalanan yang serupa, karena setiap langkah, setiap keputusan, dan setiap peristiwa yang kita alami adalah benang yang dijahit dengan cermat oleh tangan tak terlihat yang menciptakan takdir kita. Seperti kata Khalil Gibran, "Kita semua tersesat di luar diri kita sendiri, dan hanya dengan keberanian kita mampu menemukan diri kita."

Mosaik Kehidupan

Bayangkan kehidupan sebagai mosaik yang rumit, di mana setiap kepingan adalah pengalaman, keputusan, dan hubungan yang kita bentuk. Tidak ada dua mosaik yang identik, karena setiap kepingan dipilih dan ditempatkan berdasarkan jalan unik yang telah kita tempuh. Dalam pandangan Rumi, seorang penyair Sufi terkenal, "Jalanmu adalah milikmu sendiri. Jangan biarkan orang lain berjalan di atasnya. Jangan menghambat langkahmu untuk mengikuti jejak orang lain."

Takdir dan Karma dalam Persilangan

Takdir dan karma adalah dua kekuatan yang saling terkait, membentuk jalinan kompleks yang menentukan arah hidup kita. Takdir bisa dipandang sebagai rencana ilahi, sebuah cetak biru yang telah digariskan sebelum kita lahir. Karma, di sisi lain, adalah hasil dari tindakan kita, sebab dan akibat yang kita ciptakan dengan setiap pilihan yang kita buat. Menurut pandangan Carl Jung, "Saya bukanlah apa yang terjadi pada saya, saya adalah apa yang saya pilih untuk menjadi."

Dalam jurnalnya, Jung menguraikan konsep takdir dan karma sebagai dua kekuatan yang membentuk jalan hidup seseorang. Dia menekankan bahwa meskipun takdir mungkin telah menetapkan arah umum kehidupan kita, karma adalah yang mengisi detail perjalanan tersebut. Pilihan kita, tindakan kita, dan niat kita adalah benih yang kita tanam, dan hasilnya adalah buah yang kita petik di masa depan.

Kutipan dari Tokoh-Tokoh Terkenal

  1. Mahatma Gandhi: "Jalan terbaik untuk menemukan diri Anda adalah dengan kehilangan diri Anda dalam pelayanan kepada orang lain." Gandhi percaya bahwa setiap individu memiliki jalan unik yang bisa ditempuh dengan pelayanan dan kebaikan, menciptakan karma positif yang akan membawa mereka ke tujuan yang lebih tinggi.

  2. Paulo Coelho: Dalam bukunya The Alchemist, Coelho menulis, "Ketika Anda menginginkan sesuatu, seluruh alam semesta bersatu untuk membantu Anda mencapainya." Ini menggarisbawahi keyakinannya bahwa takdir adalah hasil dari hasrat dan niat kita, dan karma adalah mekanisme yang membawa kita lebih dekat kepada keinginan kita.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun