"Siapa yang mengasihi saudaranya, ia tetap tinggal di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan." (ayat 10)
Masih ingatkah anda dengan lagu berjudul "Dalam Yesus Kita Bersaudara"? Berikut ini adalah liriknya:
Dalam Yesus kita bersaudara
Dalam Yesus kita bersaudara
Dalam Yesus kita bersaudara, sekarang dan selamanya
Dalam Yesus kita bersaudara
Lirik yang sederhana, namun memiliki makna yang mendalam. Lagu ini mengingatkan kepada kita bahwa sebagai sesama pengikut Kristus, kita adalah saudara dalam iman. Selayaknya saudara dalam ikatan keluarga, hal yang wajib dilakukan oleh saudara dalam iman adalah mengasihi satu sama lain sebagai wujud ketaatan kita terhadap-Nya.
Surat Yohanes ini ditulis sebagai respon terhadap komunitas gereja-gereja rumah yang kemungkinan berada di daerah Efesus yang mengalami suatu krisis. Komunitas ini memang sebagian besar terdiri dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi. Namun, banyak di antara mereka yang tidak lagi percaya Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Orang-orang tersebut kemudian memunculkan permusuhan di antara orang-orang yang masih setia menjadi pengikut Kristus. Oleh sebab itu surat ini ditulis sebagai pengontrol kerusakan dan untuk meyakinkan orang-orang yang masih percaya kepada Kristus bahwa penyertaan-Nya akan terus melingkupi mereka sepanjang mereka masih melakukan kebenaran.
Khusus pada bagian ini, surat Yohanes menegaskan bahwa ketaatan kepada Kristus adalah bukti pengenalan yang sejati. Tulisan ini mengajarkan bahwa orang yang mengaku mengenal Kristus haruslah hidup sesuai dengan perintah-Nya (ayat 3). Itu berarti, hubungan intim dengan Kristus tidak dapat dipisahkan dari ketaatan terhadap-Nya. Ketaatan yang dimaksud dalam bacaan ini bukanlah ketaatan yang hanya ada di dalam perkataan, melainkan ketaatan yang hidup dalam tindakan. Bukan juga ketaatan yang hanya diwujudkan dalam relasi antara manusia dengan Tuhan, tetapi juga diwujudkan dalam relasi manusia dengan sesamanya seperti yang telah diteladankan oleh Yesus Kristus (ayat 6).
Selanjutnya, surat Yohanes ini juga memberikan gambaran yang sangat jelas tentang perintah baru yang harus diwujudkan di dalam kehidupan gereja sebagai pengikut Kristus. Oleh karena Yesus Kristus adalah terang, maka sebagai pengikut-Nya kita harus hidup dengan berjalan di dalam terang. Caranya, dengan menghindari kebencian dan mengedepankan kasih terhadap sesama, terlebih terhadap saudara (ayat 9-11). Perintah tersebut sebenarnya bukan perintah baru, melainkan perintah lama yang sudah tidak pernah tampak lagi di dalam kehidupan orang-orang percaya sehingga dalam tulisan suratnya, Yohanes bermaksud ingin mengingatkan kembali kepada gereja untuk melakukan perintah yang sudah lama terabaikan. Tujuannya, agar gereja tetap teguh dalam iman.
Melalui surat Yohanes, sebagai saudara dalam iman kita dipanggil untuk hidup dalam kasih dan pengampunan satu sama lain. Kita harus membuang jauh-jauh kebencian, permusuhan, dan keegoisan yang ada di dalam diri kita agar persekutuan kita di dalam Yesus Kristus semakin kokoh dan tidak tergoyahkan meski sekeras apapun badai menerjang. Sebab persaudaraan dalam Kristus membawa kesaksian yang kuat bagi dunia. Ketika dunia melihat kasih dan persatuan di antara orang percaya, mereka melihat gambaran yang hidup dari kasih Kristus kepada umat-Nya.
Jadi, marilah kita hidup sebagai saudara-saudara dalam Kristus dengan mengutamakan ketaatan, kasih, pengampunan, dan persatuan. Dalam kesatuan ini, kita mencerminkan karakter Kristus kepada dunia di sekitar kita, dan membawa kemuliaan bagi nama-Nya yang kudus. Dalam Yesus Kristus kita benar-benar bersaudara, kini dan selamanya. Amin. [PPW]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI