Mohon tunggu...
Pandu Pratama Putra
Pandu Pratama Putra Mohon Tunggu... Penulis - Pegawai Negeri Sipil

Sekarang bekerja sebagai seorang Widyabasa Ahli Pertama. Memiliki kegemaran dalam bidang kepenulisan dan kesastraan. Sangat antusias terhadap teknologi dan game.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kurangnya Chromebook Bikin Mikir Orang Awam

27 Maret 2023   00:02 Diperbarui: 27 Maret 2023   00:08 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://sautitech.com/tech/uses-hdmi-port-laptop/

Dua postingan saya sebelumnya di Mencoba Hijrah ke Chrome OS dan Chromebook yang Mengejutkanku mungkin terkesan seperti ingin menyampaikan kelebihan-kelebihan Chrome OS saja. Namun pada nyatanya, Chrome OS sebagai OS yang terbilang baru (karena umurnya baru 10 tahun) tentu memiliki banyak kekurangan. Terlebih kekurangan untuk mereka yang memang terbiasa dengan komputer beroperasi sistem Windows.

Sebagai informasi. Windows ada di muka bumi hampir kira-kira 40 tahunan. Selama 40 tahun itu mereka berkembang hingga menjadi yang terbaik seperti yang kita lihat hari ini. Tidak apple to apple jika kita bandingkan dengan Chrome OS yang umurnya bahkan belum ada separuh dari Windows. Tapi sepak terjang Windows bisa dijadikan acuan bahwa kelak kekurangan-kekurangan yang Chrome OS miliki hari ini bisa terus diperbaiki dan sempurna pada akhirnya.

Saya coba rangkum beberapa hal kekurangan yang saya alami secara pribadi selama beberapa minggu penggunaan. Adapun kekurangan yang kelak akan saya temui lagi akan saya buatkan tulisan baru yang terpisah.

1. Tidak Ada Microsoft Office

Hal pertama yang pasti akan langsung saya sampaikan jika ada yang bertanya kekurangan Chrome OS adalah ini. Sebuah aplikasi wajib yang harus ada di komputer setiap orang. Semua kenal dengan aplikasi pengelola dokumen ini, yaitu Word, Excel, Powerpoint, dan kawan-kawan lainnya.

Hal ini sebenarnya selaras dengan OS Windows yang selama ini dikenal luas di masyarakat Indonesia. Word dan kawan-kawannya pun turut diperkenalkan karena dalam satu naungan yang sama. Sama-sama Microsoft.

Aplikasi pengelola dokumen lain pada hari ini juga pelan-pelan berkembang. Mulai dari aplikasi yang berbayar hingga yang gratis. Kehadiran aplikasi-aplikasi pengelola dokumen lain ini adalah upaya untuk menutupi berbagai celah Microsoft Office sebagai aplikasi pengelola dokumen yang berbayar. Ya, berbayar! Jika sampai hari ini Anda merasa tidak pernah membayar tapi masih bisa memakai aplikasinya bisa jadi karena Anda menggunakan lisensi dari pembelian laptop yang biasanya bertahan satu tahun sebagai bentuk penggunaan yang legal. Atau kemungkinan kedua adalah Anda menggunakan aplikasi bajakannya yang dalam hal ini tidak dibenarkan karena jatuhnya sebagai penggunaan ilegal.

Pada Chromebook, aplikasi Microsoft Office tidak bisa Anda temukan di Playstore. Kecuali Anda ingin mengakses Microsoft Office 365 yang via website, masih dimungkinkan. Tapi sebenarnya tidak perlu panik karena aplikasi alternatif tersedia sangat banyak di Playstore. Ada WPS, Polaris Office, Collabora Office, atau yang paling bener ya pakai aplikasi Google seperti Google Docs (pengganti Word), Google Spreadsheet (pengganti Excel), dan Google Slide (pengganti Powerpoint). Semua aplikasi alternatif itu bisa diakses dengan atau tanpa internet.

Aplikasi yang muncul ketika diketikan office pada pencarian Playstore
Aplikasi yang muncul ketika diketikan office pada pencarian Playstore

Sayangnya, status sebagai aplikasi alternatif inilah yang kadang tidak disukai oleh orang-orang awam. Seperti ketika kita naik kendaraan dan harus mencari jalan alternatif karena jalan utamanya banjir. Biasanya kita akan menggerutu di sepanjang jalan sembari pelan-pelan karena tidak hafal letak jalan dan lubang-lubang yang mungkin ada di jalan alternatif. Aplikasi selain Microsoft Office juga begitu keadaannya ketika kita gunakan.

Saya sebagai pengguna Microsoft Office harus mulai belajar lagi dan mengingat-ingat lagi setiap letak fungsi-fungsi yang saya butuhkan ketika bekerja di Google Docs. Fungsinya tentu ada dan sama saja dengan di Microsoft Office. Hanya letaknya yang perlu di-mastering oleh ingatan kita.

Ini tentu menjadi kekurangan yang besar untuk orang awam. Namun mungkin kelak akan ada perbaikan-perbaikan dari Google. Kita berdoa saja semoga Google Docs bisa lebih baik secara UI. Semoga Google Docs juga memperbaiki tata letak lembar kerjanya sehingga tidak jauh berbeda dengan Microsoft Office. Hal ini jika terjadi jelas akan membantu pengguna yang ingin pindah ke Chrome OS dan tidak mikir dua kali karena kefamiliarnya.

2. Integrasi Memori yang Sedikit Aneh

Sebelumnya saya harus bilang bahwa kekurangan yang satu ini bisa jadi karena saya yang belum paham alur dan cara kerja Chromebook atau memang begitu keadaannya. Untuk mempermudah pemahaman, seperti ini kira-kira kasusnya. 

Kebetulan saya memiliki sebuah dokumen yang saya simpan dalam flashdrive (flashdisk/FD). Saya coloklah FD tersebut ke Chromebook. Fail-fail yang ada di dalamnya semua terbaca dan dapat terbuka. Lantas saya ingin membuka sebuah fail .docx dari FD tersebut ke aplikasi WPS yang sudah saya instal. Saya ingin langsung klik saja gitu di nama failnya namun tidak bisa karena otomatis jika saya lakukan itu akan mengarahkan failnya ke Google Docs. Jadi saya buka aplikasi WPS terlebih dulu baru saya klik open. Sayangnya FD tidak terbaca di aplikasi WPS. Saya lalu mencoba cara lain, yaitu saya salin terlebih dulu fail yang ingin saya buka ke folder yang memang ada di Chromebook barulah fail terbaca di WPS.

Apakah Anda merasa penjelasan saya di atas agak ribet? Ya begitulah keadaannya ketika saya menggunakan Chromebook ini. Paling mudah memang mengerjakan via Google Docs. Walaupun untuk versi Google Docs yang terbaik adalah ketika Chromebooknya terhubung dengan internet.

Lagi-lagi kekurangan ini bisa jadi karena saya yang masih belum paham atau memang seperti itu alur kerja di Chromebook. Kita harus memahami konsekuensi ini ketika membeli Chromebook. Kita harus tahu bahwa ini laptop milik Google. Bukan masalah tentu saja untuk Google membuat keribetan ketika kita ingin menggunakan aplikasi yang bukan dari mereka. "Kalau mau gampang ya pakai aplikasi buatan kami." Begitulah kira-kira ujar mereka.

3. Tidak ada HDMI

Pertama ini bukan kekurangan Chromebook. Tapi ini kekurangan Chromebook yang saya miliki. HP Chromebook 11 G8 ee memang tidak menyertakan HDMI dalam Chromebooknya. Ini patut dimaklumi karena perangkatnya yang memang murah. Mereka sudah menyediakan dua slot USB Type C dan dua slot USB 3.0 saja sudah sangat bersyukur sekali jika dibandingkan dengan rival Chromebook selevelnya. Pemangkasan ini tentu membuat pengguna harus merogoh kocek sekitar 150 ribu lagi untuk membeli converter Type C to HDMI jika memang Chromebook ini akan digunakan untuk keperluan presentasi.

Sumber gambar: https://sautitech.com/tech/uses-hdmi-port-laptop/
Sumber gambar: https://sautitech.com/tech/uses-hdmi-port-laptop/

Kira-kira seperti itulah kekurangan dari Chromebook yang saya pakai sampai hari ini. Jujur saya masih mencoba untuk membiasakan diri dalam menggunakannya. Namun saya mulai terbiasa untuk mengetik di mana saja menggunakan laptop ini. Mudah dan cepat adalah kuncinya. Tidak ada suara yang dihasilkan dari Chromebook ini membuat konsentrasi saya tidak terganggu dan pekerjaan menulis bisa terselesaikan dengan cepat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun