Seorang ibu berkata kepada ibu yang duduk di sampingnya, "Wah ibu tentu bangga punya anak yang berani vokal. Hebat, bu. Hebat!"
"Apa yang hebat?" sahut ibu.
"Keberanian anak ibu ..."
"Saya justru sedih," kata ibu sambil tertunduk.
"Kok sedih?"
"Saya merasa gagal mendidik anak."
"Lho, malah bukan sebaliknya?"
"Saya malu. Benar-benar malu. Saya tidak tahu, apa yang akan saya katakan kepada Tuhan, melihat kelakuan anak saya seperti itu."
"Maksud ibu?"
"Saya mengajarnya untuk bersikap santun, terutama kalau berhadapan dengan orang tua. Tapi, apa yang terjadi? Dia bersikap sangat keras, sok, arogan, mendesakkan kemauannya sendiri. Suaranya menggelegar. Kata-katanya kasar dan tidak sopan. Seingat saya, tak pernah saya mengajarnya begitu," tutur ibu lirih.
"Jadi, ibu tidak bangga?"