Diannike Putri, M. Hum.
Aulia Zilmi Kafah
Muhammad Pandu Khoiron
Para ilmuwan dan peneliti dari berbagai bidang telah lama memperhatikan bahasa, kemampuan manusia yang sangat penting untuk berkomunikasi. Psikolinguistik meneliti hubungan rumit antara pikiran dan bahasa, salah satu dari banyak bidang yang berusaha mengungkap misteri bahasa. Esai ini mengungkapkan proses kognitif yang mendasari pemahaman dan penggunaan bahasa, dan membahas bidang psikolinguistik yang menarik dan hubungannya dengan akuisisi bahasa.
Psikolinguistik adalah studi ilmiah tentang bagaimana linguistik dan elemen psikologis berinteraksi satu sama lain. Psikolinguistik menjembatani linguistik dan psikologi dengan memeriksa proses mental yang terlibat dalam penggunaan bahasa. Ini memberikan wawasan tentang arsitektur kognitif yang mendukung bahasa dengan memeriksa mekanisme kognitif yang memungkinkan manusia untuk menghasilkan, memahami, dan memperoleh bahasa.
1. Produksi Bahasa
Psikolinguistik menyelidiki bagaimana orang membuat dan menghasilkan bahasa. Penelitian menyelidiki proses mental yang terlibat dalam mengorganisasikan pemikiran abstrak menjadi struktur linguistik yang konsisten, mulai dari perencanaan pidato hingga pengucapan lisan.
2. Pemahaman Bahasa
Bagian penting dari psikolinguistik adalah pemahaman tentang cara pikiran manusia memahami dan menafsirkan bahasa. Ini mencakup pemahaman fonetik, sintaksis, dan semantik, dan memberikan pemahaman menyeluruh tentang bagaimana input linguistik menghasilkan makna.
3. Akuisisi Bahasa
Dalam psikolinguistik, akuisisi bahasa pusat adalah studi tentang bagaimana orang, terutama anak-anak, memperoleh bahasa pertama mereka. Penelitian ini menyelidiki standar kognitif, predisposisi bawaan, dan faktor lingkungan yang membentuk proses pembelajaran bahasa.
Penelitian psikolinguistik telah mengidentifikasi periode penting proses akuisisi bahasa dan mengeksplorasi peran alam dan pengasuhan dalam membentuk perkembangan linguistik.
4. Alam vs. Pengasuhan
Psikolinguistik mempelajari perbedaan antara alam dan pengasuhan tentang pengajaran bahasa. Faktor lingkungan seperti interaksi sosial, paparan input linguistik, dan pengaruh budaya juga berperan, meskipun kemampuan kognitif bawaan berkontribusi pada pembelajaran bahasa. Hal ini bisa dilihat dari bayi baru lahir yang memiliki kemampuan bawaan (alami) untuk mengenali suara manusia dan menanggapi pola bahasa. Ini menentukan perkembangan kemampuan berbicara mereka. Selanjutnya, peran asuhan anggota keluarga, seperti memberikan mainan edukatif, buku, dan kesempatan untuk berbicara dan berbagi cerita, dapat membantu perkembangan bahasa anak.
5. Hipotesis Periode Kritis
Hipotesis periode kritis mengatakan bahwa ada periode waktu tertentu di mana pengajaran bahasa menjadi paling efektif. Periode efektif itu biasanya terjadi pada anak-anak usia dini sebelum memasuki masa prasekolah atau yang lebih sering dikenal dengan istilah periode usia emas (Golden Age) yaitu pada usia 0-5 tahun. Pada usia ini anak-anak cenderung menyerap bahasa dengan cepat dan tanpa usaha saat berada di lingkungan yang mendukung. Studi psikolinguistik telah menyelidiki kasus pengajaran bahasa kedua dan tonggak perkembangan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi periode kritis ini. Ini seringkali diidentifikasi sebagai periode sensitif bahasa.
Penemuan penelitian psikolinguistik memiliki efek yang luas. Mereka memberikan informasi tentang praktik pendidikan, intervensi bahasa, dan pemahaman kita tentang gangguan kognitif terkait bahasa, seperti disleksia dan gangguan bahasa. Psikolinguistik membantu mengembangkan metode pengajaran bahasa dan intervensi terapeutik.
Jadi, psikolinguistik membantu mengungkap hubungan yang kompleks antara pikiran dan bahasa. Bidang interdisipliner ini, yang mencakup hal-hal mulai dari produksi dan pemahaman bahasa hingga proses rumit untuk menguasai bahasa baru, menawarkan perspektif melalui mana kita dapat menjelajahi arsitektur kognitif yang mendasari kemampuan kita untuk berkomunikasi. Penghargaan kita terhadap hubungan rumit antara bahasa dan pikiran yang membentuk pengalaman manusia meningkat seiring dengan peningkatan pemahaman kita tentang psikolinguistik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H