Mohon tunggu...
PANDU SALSABILA IRTIQOULIULYA
PANDU SALSABILA IRTIQOULIULYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Salah satu Mahasiswi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang aktif terjun di dunia Ekonomi Syariah, sekaligus menjadi Mahasantri dan Duta Santri di Pesantren Mahasiswa An-Nur Surabaya

Salah satu Mahasiswi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang aktif terjun di dunia Ekonomi Syariah, sekaligus menjadi Mahasantri dan Duta Santri di Pesantren Mahasiswa An-Nur Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Kupas Tuntas Persepsi Risiko Aplikasi Jual Beli Online melalui Sharing Economy

14 Juli 2023   12:09 Diperbarui: 14 Juli 2023   12:20 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era digital seperti sekarang, berbelanja melalui aplikasi telah menjadi kebiasaan yang umum. Seiring dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi digital, e-commerce telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Beberapa platform jual beli online yang paling populer di Indonesia seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, Bukalapak, dan masih banyak lagi, menggunakan model bisnis sharing economy untuk menghubungkan penjual dan pembeli.

Aplikasi-aplikasi belanja online tersebut menggunakan pendekatan bisnis sharing economy yang memungkinkan pengguna untuk menjual dan membeli produk secara mudah. Namun demikian, seiring bertambahnya popularitas, timbul pula beragam persepsi risiko yang perlu dikaji lebih mendalam.

Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), faktor-faktor seperti keamanan transaksi online, kualitas produk atau layanan yang dibeli secara daring (online), serta masalah kepercayaan antara penjual dan pembeli menjadi hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan. Bagaimana konsumen di Indonesia memandang risiko-risiko tersebut?

Melalui analisis menyeluruh terhadap data-data dan penelitian-penelitian terbaru tentang perilaku belanja online melalui model bisnis sharing economy, tulisan ini akan membahas dengan seksama persepsi risiko yang muncul di kalangan konsumen Indonesia. Dengan memahami faktor-faktor risiko dan cara mengelolanya, kita dapat menciptakan lingkungan belanja online yang aman, terpercaya, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia.

Persepsi risiko merupakan gambaran subjektif individu terhadap kemungkinan timbulnya kerugian atau ketidaknyamanan sebagai hasil dari suatu keputusan pembelian. Dalam konteks berbelanja di aplikasi jual beli online melalui model bisnis sharing economy, ada beberapa faktor risiko yang mungkin mempengaruhi persepsi konsumen.

Pertama-tama, salah satu risiko utamanya adalah kualitas produk atau layanan yang dibeli secara online. Karena tidak bisa langsung melihat dan meraba barangnya secara fisik sebelum membeli, ada kemungkinan konsumen mendapat barang yang tidak sesuai ekspektasi atau kurang berkualitas. Konsumen perlu menjaga agar mereka tidak tertipu dengan barang palsu atau dengan deskripsi produk yang tidak akurat. Mereka harus melakukan riset mendalam dan membaca ulasan dari pelanggan sebelum membuat keputusan pembelian. Tapi tenang, biasanya ada review dari pembeli lain yang bisa jadi acuan sebelum memutuskan untuk membeli.

Selain itu, aspek keamanan transaksi juga menjadi perhatian penting bagi konsumen saat berbelanja di aplikasi jual beli online ini. Meskipun platform ini menyediakan metode pembayaran aman dan perlindungan konsumen, masih ada potensi adanya penipuan atau pencurian identitas dalam transaksi online tersebut. Jadi sangat penting untuk selalu waspada dengan adanya tautan palsu atau email mencurigakan yang meminta informasi sensitif.

Risiko ketiga adalah lambatnya proses pengiriman atau kerusakan barang saat dikirimkan. Ada kasus-kasus dimana paket terlambat sampai ataupun rusak karena faktor eksternal seperti cuaca buruk atau kesalahan logistik. Untuk menghindari hal ini, konsumen harus berusaha mencari seller terpercaya dengan rating bagus dan baca deskripsi produk serta kebijakan pengembalian barang dengan seksama.

Namun demikian, meski ada faktor-faktor risiko ini, kita juga harus mengakui manfaat yang ditawarkan oleh model bisnis sharing economy di platform jual beli online ini. Konsumen dapat menikmati harga lebih terjangkau, variasi produk yang luas, dan kemudahan berbelanja tanpa harus keluar rumah.

Dalam menghadapi risiko-risiko ini, penting bagi konsumen untuk meningkatkan literasi digital mereka. Mereka perlu memahami hak-hak mereka sebagai konsumen online, serta belajar menggunakan fitur-fitur keamanan yang disediakan oleh aplikasi jual beli online.

Mengupas tuntas persepsi risiko dalam berbelanja di aplikasi jual beli online melalui model bisnis sharing economy adalah langkah awal untuk membantu konsumen membuat keputusan pembelian yang cerdas dan aman. Dengan pemahaman yang baik tentang risiko dan pengetahuan tentang cara mengelolanya, kita dapat memaksimalkan pengalaman berbelanja online dengan percaya diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun