Indonesia menjual barang kepada nasabah di negara lain. Mata uang lokal (rupiah) atau mata uang asing dapat digunakan dalam penjualan ini. Cadangan devisa negara kita akan bertambah karena penggunaan mata uang asing. Karena devisa merupakan salah satu bentuk kekayaan nasional, maka kekayaan bangsa kita akan meningkat.
4. Peningkatan Teknologi Produksi
Melalui perdagangan, baik secara langsung maupun tidak langsung, kita memperoleh pemahaman tentang teknologi yang lebih maju dari negara-negara maju. Misalnya, dulu Indonesia mengimpor barang jadi berupa barang elektronik dari Amerika, Jepang, atau Korea. Sekarang Indonesia telah meningkatkan sumber daya manusianya, negara hanya mengimpor komponennya dan merakitnya di dalam negeri untuk menghasilkan barang jadi.
5. Memperluas Keuntungan / Profits Perusahaan
Perusahaan yang berpartisipasi dalam pertukaran global dapat mencapai perkembangan yang jauh lebih tinggi daripada organisasi yang berfokus secara eksklusif pada pasar lokal. Perusahaan dapat mengekspor barangnya ke pasar yang masih sedikit persaingan untuk menguasai pasar dan meningkatkan keuntungan berkat perdagangan internasional.
6. Menjadi Fondasi Pertumbuhan Ekonomi Bangsa
Seiring berkembangnya bisnis, maka penerimaan negara, baik pajak maupun bukan pajak, dari penyerapan tenaga kerja, investasi, dan pembangunan infrastruktur juga akan meningkat. Produk domestik bruto suatu negara juga dapat meningkat sebagai akibat dari peningkatan perdagangan internasional. Hal ini dimungkinkan karena pertukaran global membuka sektor bisnis baru di berbagai negara. Akibatnya, perdagangan internasional memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.
  Di sisi lain, perdagangan internasional juga membawa dampak kerugian, diantaranya :
1. Perdagangan barang internasional telah mengakibatkan impor produk dari negara lain ke dalam negeri. Akibatnya, ini merupakan peningkatan yang signifikan dalam jumlah orang yang membeli barang dari luar negeri atau tidak membeli barang dari pasar lokal.
Kenyataannya, penduduk Indonesia terbesar kedua memiliki tingkat pengeluaran konsumen yang tinggi untuk barang-barang luar negeri. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan permintaan produk tahun sebelumnya, yang jauh lebih rendah.
Selain itu, sejumlah masyarakat Indonesia mengakui bahwa kualitas produk dalam negeri lebih rendah dibandingkan dengan yang impor.