Dia berkata “tantu saja aku mengenalmu, kita pernah bertemu sebelumnya”.
“kau yakin? tapi aku baru pertama kali melihatmu” ujarku.
“ini aku William” katanya sambil tersenyum.
Dan bel sekolah berbunyi “ok, pertemuan berakhir, jangan lupa untuk membuat puisi karya kalian masing-masing, selamat pagi”
Aku langsung keluar dari ruangan dan menuju ke ruangan berikutnya dengan melihat jadwal pada handphoneku. Laki-laki tampan bermata biru yang mengaku bernama William tetap berjalan mengikutiku. Aku berjalan semakin cepat menuju ruangan kelas yang berada satu lantai di atas ruangan tadi. Aku tidak mau seorangpun membaca kebingunganku.
Aku berhenti sejenak dan menatapnya “ku rasa kau salah orang, aku tidak pernah bertemu denganmu”. Kemudian berjalan cepat menuju ruangan kelas sesuai jadwalku. Sepat kulihat laki-laki bermata biru itu terdiam dan berwajah bingung. Dia menghilang dalam kerumunan orang-orang yang berlalu-lalang menuju ruangan yang dituju.
. . . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H