Mohon tunggu...
Pandji Harsanto
Pandji Harsanto Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Buku Make Your Own Plan!\r\nPerencana Keuangan Independen\r\n\r\nemail : pandji.harsanto@gmail.com\r\n\r\ntwitter : @pandjiharsanto\r\n\r\nwww.pandjiharsanto.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Besar Sekali Cicilan Hutangnya

9 Januari 2012   17:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:07 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi percakapan rekan sekantor antara Imam dan Abhi di tempat makan siang di luar kantor Imam : Loh Mas Abhi lagi makan siang Di sini juga? Abhi : iya Mas Imam.. Biasa aku juga makan siang disini juga.. Gimana kabar keluarga sehat-sehat aja kan? Imam : iya sehat koq Mas.. Tapi dompet nih Mas yang lagi gak sehat.. hehe.. Rasanya gajiku koq gak pernah cukup ya Mas.. Sejak Ani istriku cuti melahirkan dan tidak kerja lagi, hampir 60% penghasilanku untuk bayar cicilan rumah.. Rasanya sudah gak sanggup lagi Mas.. Apalagi suku bunga naik.. cicilan KPR jadi naik. Malah pembayaran cicilannya bisa 70% dari penghasilanku.. Gimana ya Mas solusinya? Abhi : kalau boleh tanya sebenarnya berapa persen dari penghasilan Mas Imam yang dialokasikan untuk membayar cicilan rumah? Imam : sebenernya sih 25% dari penghasilan, nah memang penghasilan istriku lebih besar dariku waktu aku mengajukan KPR itu. Tapi setelah istri tidak bekerja lagi sekarang jadi 70% dari penghasilan. Abhi : Mas Imam ini sebenernya kurang tepat dalam menghitung besarnya cicilan hutang baik hutang produktif seperti KPR dan hutang konsumtif totalnya maksimal adalah 30% dari penghasilan dari pencari nafkah utama. Bukan 30% dari penghasilan gabungan. Imam : maksudnya gimana Mas? Abhi : jadi kalo penghasilan Mas Imam saat ini adalah 5 juta per bulan, maka per bulan cicilan yang ideal adalah tidak lebih dari 1,5 juta per bulan. Karena bila terjadi sesuatu pada istri jika tidak bekerja lagi, keuangan keluarga Mas Imam tidak terganggu. Imam : oh gitu ya Mas. Lalu solusi atas hutang KPR-ku ini bagaimana Mas? Abhi : solusinya adalah secepatnya lunasi hutang itu dengan asset Mas Imam, misalnya dengan menjual mobil yang Mas Imam punya. Atau Istri mas imam harus bekerja lagi setelah putra Mas Imam sudah cukup besar dan bisa di tinggal Alternatif lain Mas Imam harus mendapatkan penghasilan tambahan yang dapat membantu mencicil hutang tersebut.. Imam : jadi gitu ya caranya Mas.. Rasanya lebih baik menjual mobil saya, toh buat apa punya 2 kendaraan yang memang tiap bulannya membutuhkan biaya perawatan.. Abhi : yah saya harap saran saya dapat menjadikan solusi bagi keuangan keluarga Mas Imam. sumber : www.pandjiharsanto.com Untuk konsultasi dan tips keuangan follow @pandjiharsanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun