Fajar mulai merekah, membelah keheningan subuh di Kampung Lembah Hijau. Aisyah, seorang remaja berusia 16 tahun, tengah bersiap menjalani hari pertama Ramadhan. Bagi Aisyah, Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga kesempatan untuk memperbaiki diri. Ia teringat sebuah hadis Nabi Muhammad SAW:
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi pegangan Aisyah untuk menjadikan Ramadhan tahun ini lebih bermakna.
Pertemuan di Pasar
Hari itu, Aisyah pergi ke pasar untuk membantu ibunya membeli kebutuhan buka puasa. Di tengah keramaian, ia melihat seorang nenek tua yang duduk di sudut pasar dengan mata nanar. Di hadapannya hanya ada beberapa ikat sayur layu yang belum terjual. Hati Aisyah tergerak.
Ia mendekati nenek itu dan bertanya, "Nek, berapa harga sayurnya?"
"Seikhlasnya, Nak. Nenek hanya ingin membawa pulang sedikit uang untuk sahur nanti," jawab sang nenek dengan suara bergetar.
Aisyah membuka dompet kecilnya. Isinya hanya ada sepuluh ribu rupiah, cukup untuk membeli kurma yang ia incar sejak tadi. Namun, ia ingat sebuah hadis lain:
"Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan." (HR. Tirmidzi)
Dengan mantap, ia menyerahkan uang itu kepada nenek dan berkata, "Ini untuk nenek. Semoga berkah, ya."
Nenek itu tersenyum, matanya berkaca-kaca. "Terima kasih, Nak. Semoga Allah membalas kebaikanmu."