Selama menjalankan usahanya ini, Bengkel Subali Las ini bisa dikatakan bengkel las terlaris di daerah Teges karena memiliki lokasi yang strategis dekat jalan raya, nah uniknya lagi bengkel las ini hanya bermodal promosi dari mulut ke mulut tanpa adanya sentuhan digital tetapi bengkel las ini mampu menembus sasaran pasar yang luas sampai ke hotel-hotel sehingga pendapatannyapun sering mencapai target yang tetapkan. Dimana pendapatan dalam suatu usaha merupakan suatu hal yang penting. Mengingat pendapatan merupakan arus kas masuk bruto dari hasil kegitan perusahaan dalam suatu periode. Jika pendapatan yang diperolah perusahaan dapat mencapai target yang ditentukan, maka dapat dikatakan usaha tersebut dalam keadaan yang baik. Namun pendapatan suatu usaha kadang tidak dapat selalu sesuai target yang ditentukan. Apalagi pada kondisi pandemic seperti sekarang ini.
Diawal-awal pandemi bengkel Subali las bisa dikatakan masih eksis beroperasi, orderan masih stabil, pendapatannya juga masih stabil bahkan sesekali masih mendapat bonus dari orderan yang diterima. Namun dipertengahan tahun 2020 hingga kini dampak negatif covid-19 tak henti-henti menghantui yang mengakibatkan orderan berkurang dan semakin berkurang bahkan dalam sehari tidak mendapatkan orderan satupun yang artinya pendapatan yang diperoleh bengkel Subali Las sangat menurut drastis jauh dari target apalagi sampai melampaui target dirasa sangat sulit.Â
Hal ini sangat berbanding terbalik dari keadaan sebelum pandemi yang dimana setiap harinya selalu ada orderan yang masuk bahkan para karyawan sering lembur agar bisa menyelesaikan orderan tepat pada waktunya dan mampu mencapai omzet yang ditargetkan.Â
I Made Subagia selaku pemilik usaha mulai kebingungan antara harus maju atau mundur menghadapi situasi ini, sehingga dengan terpaksa membuat kebijakan bagi para buruhnya yaitu dengan menggilir jam kerja kedua karyawanya sehingga setiap hari hanya satu orang saja yang bekerja secara bergantian dua hari sekali.Â
Hal  ini dilakukan agar bengkel las Subali Las tetap bisa beroperasi tanpa adanya pemberhentian hubungan kerja mengingat pendapatan yang diperoleh sangat rendah yang membuat bapak I Made Subagia memutar otak mengatur keuangan bengkelnya itu, baik untuk pembelian bahan baku yang biasanya dibeli untuk stok kini dibeli pada saat ada orederan saja, begitupun juga upah buruh yang dihitung sesuai hari kerja dari masing-masing buruhnya.
Nah jadi tetap semangat ya untuk kita semua yang masih dihantui pandemi semoga perekonomian cepat pulih kembali.
Sumber :
Biro Pusat Statistik. 2008. Perkembangan Indikator Makro tahun 2008. Berita Resmi BPS No. 28/05/th XI, 30 Mei 2008. Jakarta
Tanjung, M. Azrul. 2017. Koperasi dan UMKM Sebagai Fondasi Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.