ketika itu hanya ada burung kenari
melayang – layang nyaris mati menanti
bukan karena saut – menyaut mortir yang terbang tinggi
hanya saja ia lelah meratapi hari – hari tanpa tepi
(4)
pak tua tiba – tiba berdiri namun tak berlari
kakinya pun hanya terpatri pada sebuah bilik yang mulai dilalap api
“awas mortir!!” sayup terdengar menghampiri
namun cerita pak tua tak pernah terdengar hingga
para priyayi itu mati, dan burung-burung kenari hanya meninggalkan belulangnya di pangkuan ilahi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI