Kutuliskan syair tanpa lagu.
Di tengah malam wajah sendu.
Syair syair lirih membuka sekat hatimu.
Yang kian waktu terbebas dari belenggu.
-
Saat syair hanya terdiam.
Bukan karena langit yang temaram.
Tak jua haus belaian sepoi malam.
Syair hilang dibalik gemawan yang menari-nari lalu diam.
-
Malam boleh saja bernyanyi.
Merayu-rayu hatimu bisu karena sepi.
-
Tak seperti syair bisu.
Yang merong-rong, berteriak, mencabik-cabik sekat dihatimu.
Walau sesungguhnya ia hanyalah diam.
Melahap malam dibelahan dagumu.
-
Seketika semesta ikut terdiam.
Ketika hatimu mulai berbisik entah pada siapa.
Dan berucap:
karena syair itu aku tahu apa itu bisu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H