di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Berdasarkan bait tersebut diketahui bahwa pengulangan bunyi a dan u memberikan rasa yang mengandung kesedihan, keterpurukan, dan ketidakberdayaan. Bunyi-bunyi sajak yang dihasilkan tersebut memperkuat perasaan kegelisahan, kekecewaan, kesedihan, ketidakberdayaan, dan keputusasaan.
Di samping itu, jika ditinjau dari diksi yang dipilih, pada puisi Cintaku Jauh di Pulau terdapat beberapa kombinasi gaya kata. Berikut merupakan contohnya.
Perahu melancar, bulan memancar,