Namun, niat itu dia urungkan juga setelah banyak pemberitaan terkait orang tanpa gejala yang bisa menjadi pembawa virus atau carrier dan menularkan virus kepada orang lain, terutama pada yang lebih rentan seperti pada lanjut usia.
Atas anjurang sang ibu, Yaya memutuskan untuk tak mudik dan bekerja seperti empat tahun belakangan di setiap momen Idul Fitri demi mengisi kekosongan hari raya sendirian di Jakarta.
Larangan ibu Yaya tersebut senada dengan kebijakan pemerintah. Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi larangan mudik bagi perantau ibu kota. Larangan ini akan berlaku per 24 April mendatang.
Yaya yang membaca berita sontak memberi tahu keluarganya di kampung. Termasuk ayahnya yang tengah bekerja di Bandung.
Grup aplikasi berkirim pesan Whatsapp keluarga pun ramai dengan dalil sang ibu yang bangga karena bisa mendahului Jokowi perihal larangan mudik untuk anak dan suaminya.
"Mamah bilang juga apa. Jokowi itu ngikutin mamah. Kan yang duluan larang mudik ayah sama kamu itu ibu. Baguslah. Biar corona enggak menyebar ke kampung, di kampung enggak ada dokter, adanya dukun," kata Yaya kembali mengulang lelucon ibunya.
Tunda Menikah
Lain Yaya, lain lagi Filani Olivia, 28 tahun. Gadis asal Pekanbaru, Riau, ini bukan saja tiak bisa mudik, tetapi juga terancam gagal nikah sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Saat hari raya Idul Fitri tiba, Filani lebih sering pulang ke Pekanbaru. Meskipun terkadang dia memilih ke rumah kerabatnya karena tidak bisa ke Pekanbaru lantaran tak dapat libur panjang.
Namun setelah pengumuman Presiden Jokowi soal larangan mudik, bisa jadi tahun ini adalah kali pertama Filani berlebaran sendirian di kamar indekos.
"Waktu beberapa tahun lalu itu emang enggak mudik karena belum dapat cuti di tempat kerja lama. Tapi enggak ada wabah, masih bisa datang ke Bandung ke tempat saudara. Sekarang mana bisa, paling sendirian di indekos, sedih sih pasti," kata dia.