Mohon tunggu...
Panca Reza fauzi
Panca Reza fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Walisongo Semarang

Hidup ini sendiri sulit, jadi saling mengisi kesenangan adalah keindahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikoanalisis dan Kejahatan: Memahami Kasus Pembunuhan Remaja di Mojokerto

31 Mei 2024   15:55 Diperbarui: 31 Mei 2024   16:21 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kasus pembunuhan (Foto: Republika)

Pada bulan Juni 2023 lalu, terdapat kasus seorang siswi SMP inisial AA di mojokerto melakukan pembunuhan ke teman sekelasnya, AE. Pelaku juga disebut memiliki latar belakang kehidupan yang keras dan memiliki riwayat kriminal, selain itu dia juga kebiasaannya membunuh ayam membantu bisnis keluarga. Faktor itulah yang juga membentuk watak dan kepribadian pelaku yang juga dikenal sebagai anak temperamental.

Kasus itu terdapat dalam sebuah berita bertajuk "Remaja Terduga Pembunuh Siswi SMP di Mojokerto Dikenal Temperamental dan Pembuat Onar" dari media radarmojokerto.jawapos.com. Adapun motif pelaku berusia 15 tahun itu membunuh teman sekelas sekaligus mantan pacarnya dilatarbelakangi perasaan dendam. Berdasarkan laporan, pelaku merasa jengkel karena AE membangunkanya dikelas untuk membayar tagihan uang kas sebanyak Rp 40 Ribu.

Tidak lama, AA diajak temannya bernama Adi mencari sasaran begal karena butuh uang untuk servis HP. Dari sanalah, mereka sepakat dan membuat rencana untuk melakukan begal kepada AE. Adi juga menyarankan AA untuk menghabisi korban dan melampiaskan dendamnya. Keduanya pun membunuh korban dengan cara mencekik bukan dengan senjata tajam agar tidak meninggalkan bercak darah.
Fakta lain diungkapkan bahwa, Adi dan AA memang tercatat memiliki 12 riwayat kriminal, seperti perampokan, jambret, hingga pencurian motor bersama.

Selain itu, AA yang biasa membantu bisnis ayam keluarganya juga biasa bangun dini hari pukul 02.00 WIB sehingga sering mengantuk di kelas. Dia juga dikenal sebagai anak onar dan temperamental di kalangan teman-teman sekolahnya.

Berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud, kasus ini dapat dijelaskan melalui konsep id, ego, dan superego yang merupakan bagian penting dalam perkembangan kepribadian seseorang.

Menurut Freud, id merupakan bagian tak disadari dari kepribadian seseorang yang didominasi oleh naluri dan keinginan tak terkontrol. Pada kasus pembunuhan tersebut, pelaku diduga memiliki dorongan id yang kuat untuk membalas dendam terhadap korban. Selain itu, pelaku juga memiliki latar belakang kriminal yang membuatnya melakukan tindakan impulsif sehingga tidak mampu mengendalikan emosinya.

Selain itu, Freud juga menyatakan bahwa ego adalah bagian kepribadian yang berfungsi untuk menengahi antara keinginan dari id dan tuntutan realitas. Dalam kasus tersebut, pelaku tampaknya tidak mampu menggunakan ego-nya dengan baik untuk mengendalikan dorongan id-nya yang negatif. Hal ini mengakibatkan pelaku melakukan tindakan kriminal yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

Terakhir, superego merupakan bagian kepribadian yang berfungsi sebagai nilai-nilai moral dan aturan yang ditanamkan oleh lingkungan sekitar. Pada kasus tersebut, pelaku diduga mengalami konflik antara dorongan id-nya yang negatif dengan tuntutan superego-nya yang seharusnya melarangnya melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain. Pelaku mungkin mengalami gangguan superego yang membuatnya tidak mampu mengendalikan dorongan negatifnya.

Relevansi Kasus dengan Psikoanalisis Sigmund Freud

Dari kasus tersebut, terdapat relevansi antara teori psikoanalisis Sigmund Freud dalam memahami perilaku manusia. Hal ini menunjukkan bahwa masalah psikologis seseorang dapat menjadi pemicu terjadinya tindakan kriminal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai teori psikoanalisis Freud dapat membantu dalam penanganan kasus-kasus kejahatan yang melibatkan faktor psikologis.

Dengan demikian, kasus pembunuhan yang terjadi di Indonesia tersebut memberikan gambaran nyata mengenai relevansi teori psikoanalisis Sigmund Freud dalam memahami perilaku manusia. Melalui konsep id, ego, dan superego, dapat dijelaskan bagaimana masalah psikologis seseorang dapat mempengaruhi tindakan-tindakan ekstrem yang dilakukannya. Oleh karena itu, pemahaman mengenai teori Freud dapat menjadi penting dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus kejahatan dengan faktor psikologis di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun