Mohon tunggu...
Panca Nur Ilahi
Panca Nur Ilahi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Rebahan

Limpahkan pemikiran dengan sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Dinas

5 Oktober 2020   20:48 Diperbarui: 5 Oktober 2020   20:54 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: foxnews.com

Aku merupakan anak yang tidak terlalu percaya dengan hal-hal mistis di sekitarku, bahkan cerita horor yang diceritakan oleh teman hanya ku anggap angin lewat. Aku punya alasan sendiri, bahwa setiap kejadian pasti bisa dijelaskan secara logika. Namun, pikiran ku tentang hal mistis menjadi sangat berubah ketika malam itu terjadi. 

Jika kalian pernah melihat sebuah rumah yang berada di lingkungan sekolah pasti kalian mengira itu merupakan rumah penjaga sekolah saja. Ternyata tidak selalu penjaga sekolah yang bisa tinggal di rumah dinas itu, aku dan keluargaku tinggal di rumah dinas sekolah yang diperuntukan untuk guru. Ayahku seorang guru SD ia mengajar sejak sekolah ini dibangun yaitu tahun 1980-an, orang tuaku menempati rumah ini setelah 2 tahun ayahku mengajar. 

Tidak hanya ada keluarga kami tapi juga ada guru lain, sekitar 2 keluarga yang tinggal di rumah dinas ini, lebih rincinya 3 rumah untuk guru dan 1 rumah penjaga sekolah. Aku sering sekali mendengar rumor bahwa dulunya sekolah ini adalah Rumah Sakit, ya cerita bohong bagi ku yang apatis ini. Aku sadar bangunan sekolah ini memang sudah tua dan kurang pencahayaan ketika malam. Di tambah banyak pohon-pohon besar seperti beringin, mangga, dan melinjo yang berada di setiap sisi sekolah. 

Kami memang sering sekali mengalami hal-hal mistis ketika keluar malam di lingkungan sekolah, pernah terjadi di tahun 2002 ketika aku dan kakak ku melewati lorong sekolah untuk membeli makanan, tiba-tiba saja bangku di dalam kelas yang kami lewati mengeluarkan suara-suara aneh seperti bangku yang di geser dan meja yang digesekan ke lantai, jika sudah seperti itu aku dan kakakku hanya berjalan cepat dan berpikir itu hanya halusinasi. 

Aku dan kakakku sampai di gerbang sekolah, kami membuka gerbang dan menutupnya kembali lalu jalan dengan tenang. Ketika kami sedang menjauh dari gerbang tersebut bukan main kami terkejut mendengar suara yang sangat keras 'brakkkk'. Kami menengok kebelakang, ternyata gerbang yang terbuat dari besi itu terbuka dan menutup kembali, namun ini seperti dibanting dengan kerasnya. Aku dan kakakku hanya bisa terdiam dan berpikir mungkin itu angin. 

Sejak peristiwa itu aku sudah sangat biasa dengan adanya gangguan-gangguan aneh yang terjadi. Aku terus melogikakan semua yang terjadi entah dari mana aku merasa berani dan terlindungi saja.  sampai ketika di tahun 2009 ibu dari penjaga sekolah ini meninggal, rumahnya tepat berada di samping rumahku. Suasana saat itu sangat menyedihkan karena kami sudah seperti keluarga, tiga hari berlalu rumah itu kosong karena almarhuma dikebumikan di kampungnya. 

Tepat Malam ketiga aku dan ibuku menunggu kakakku pulang, ia pergi ke bandung untuk acara Study tour, kami menunggu di ruang tamu sambil menonton TV, ayahku sudah tidur di kamar. 

Malam semakin larut aku dan ibuku ketiduran di depan TV, sekitar jam 2 aku terbangun karena mendengar kakakku mengetuk pintu rumah. Aku membukakan pintu, tanpa banyak bicara aku membiarkan kakakku masuk ke dalam kamarnya. Aku melihat jam dinding, pukul 02.15 aku pergi ke kamar mandi membasuh muka. Aku bergumam 'sekalian shalat Tahajud aja deh', aku melanjutkan mengambil air wudhu. 

Aku memakai sarung dan menggelar sajadah di dekat ruang TV yang tidak jauh dari sofa tempat ibuku tidur. Ketika aku mulai shalat suasana menjadi mencengkam, aku merasa ada seseorang di belakangku yang ikut shalat dengan ku. 'Mungkin itu hanya perasaanku saja' itu yang aku ucapkan dalam hati, aku terus shalat sampai selesai dan melanjutkan berzikir, tiba-tiba saja ada angin dingin dari belakangku. Aku menoleh ke belakang, bersyukur tidak ada apa-apa, namun perasaan ini semakin tidak enak. 

Kejadian yang tidak pernah ku sangka dalam hidupku ternyata terjadi. Ketika aku berdiri setelah doa yang kupanjatkan, aku menoleh kebelakang. Sungguh aku sangat takut bukan main, aku melihat sebuah helm dilempar ke arah ku, entah dari mana helm tersebut. Aku melihat helm itu seperti ingin menyerang kepalaku, namun sayangnya tertepis oleh lemari. 

Tidak sampai disitu helm tersebut terlempar kembali, namun kali ini helm tersebut tidak mengenai ku, helm itu terlempar ke arah sisi kiriku seperti ada sesuatu yang menepis, aku sendiri tidak bisa menjelaskan mengapa helm tersebut tidak mengenai tubuhku, yang sangat jelas bagiku helm tersebut terlempar tanpa ada orang yang melemparnya. 

Kejadian tersebut terjadi sangat cepat bisa dibilang hitungan detik, aku teriak dan langsung lari memeluk ibuku karena ketakutan. Ibuku yang sedang tidur terbangun dan bingung. Betapa kagetnya aku dengan kejadian yang baru saja terjadi. Ibuku hanya bertanya 'kenapa kamu?' 'heh, kamu kenapa?' aku terus memeluk erat ibuku. 

Ibuku masih heran sebenarnya apa yang terjadi kepadaku sampai gemetar ketakutan, tiba-tiba saja kami mendengar suara keras ketukan pintu 'tok..tokk.tokk' suara itu dari luar seraya mengucapkan salam 'Assalamualaikum, bu?'. 

Ibuku melepas pelukanku dan berkata 'kakak kamu kayaknya pulang deh'.

Aku melihat wajah ibuku 'hah kakak?'. Sambil berjalan ibuku membukakan pintu, dan benar saja kakakku yang tadi aku bukakan pintu. Berdiri tepat di depan ibuku.

Sambil mencium tangan ibu kakakku berkata 'aduh capek banget jalanan macet, padahal Bandung gak jauh-jauh banget dari Jakarta'. Ibuku menyuruh kakakku untuk bersih-bersih. Aku melihat jam tepat pukul 03.30. Wajahku memucat, Aku terpaku dengan kejadian ini. Aku merasa kakakku yang baru datang adalah benar kakakku. Lalu siapa yang tadi aku buka kan pintu?.

Dua tahun setelah kejadian itu keluarga kami pindah dari rumah dinas sekolah. Bahkan sampai saat aku pindah aku tidak pernah menceritakan kejadian itu kepada siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun