Kejadian tersebut terjadi sangat cepat bisa dibilang hitungan detik, aku teriak dan langsung lari memeluk ibuku karena ketakutan. Ibuku yang sedang tidur terbangun dan bingung. Betapa kagetnya aku dengan kejadian yang baru saja terjadi. Ibuku hanya bertanya 'kenapa kamu?' 'heh, kamu kenapa?' aku terus memeluk erat ibuku.Â
Ibuku masih heran sebenarnya apa yang terjadi kepadaku sampai gemetar ketakutan, tiba-tiba saja kami mendengar suara keras ketukan pintu 'tok..tokk.tokk' suara itu dari luar seraya mengucapkan salam 'Assalamualaikum, bu?'.Â
Ibuku melepas pelukanku dan berkata 'kakak kamu kayaknya pulang deh'.
Aku melihat wajah ibuku 'hah kakak?'. Sambil berjalan ibuku membukakan pintu, dan benar saja kakakku yang tadi aku bukakan pintu. Berdiri tepat di depan ibuku.
Sambil mencium tangan ibu kakakku berkata 'aduh capek banget jalanan macet, padahal Bandung gak jauh-jauh banget dari Jakarta'. Ibuku menyuruh kakakku untuk bersih-bersih. Aku melihat jam tepat pukul 03.30. Wajahku memucat, Aku terpaku dengan kejadian ini. Aku merasa kakakku yang baru datang adalah benar kakakku. Lalu siapa yang tadi aku buka kan pintu?.
Dua tahun setelah kejadian itu keluarga kami pindah dari rumah dinas sekolah. Bahkan sampai saat aku pindah aku tidak pernah menceritakan kejadian itu kepada siapapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H