Street Art kini tidak lagi ditolak hanya karena grafiti atau vandalisme yang merusak, namun Street Art dapat menjadi sumber kebanggaan masyarakat, seni publik, dan aktivitas luar ruangan di kota-kota di Indonesia. Seni ini tidak hanya membantu mempercantik lingkungan, namun juga dapat memberikan laba atas investasi untuk perdagangan.
Selain itu, wisatawan yang mencari mural jalanan akan mendapatkan wawasan tentang dinamika sosial, budaya, atau politik suatu kota serta estetika lingkungan tertentu. Kini seni publik tersebut dapat berkontribusi pada keberhasilan komunitas dan bisnis di lingkungan perkotaan yang selalu berubah secara dinamis.
Salah satu contohnya adalah fenomena Street Art di kawasan Jalan Gatot Subroto, yang terletak di Kota Solo. Kawasan Jalan Gatot Subroto atau yang biasa disingkat Gatsu ini telah menciptakan keindahan seni jalanan di sepanjang jalannya.
Pemerintah Kota Surakarta mulai mendukung para seniman dengan memberikan sebuah ruang bagi para street artist untuk berkarya di sepanjang jalan Gatot Subroto sejak tahun 2017. Event ini digagasi oleh koordinator Solo Is Solo, Irul Hidayat, dengan mengajak para seniman dari komunitas yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari kelompok profesional hingga mahasiswa, maupun anak muda yang punya bakat melukis mural secara autodidak.
Jalan Gatot Subroto bukan sekadar jalanan biasa, di kawasan Gatsu ini juga terdapat Solo Street Art Market, yakni wisata belanja malam hari yang digagasi oleh komunitas Solo is Solo, wisata belanja malam hari ini dilaksanakan setiap jumat dan sabtu malam di koridor Jalan Gatot Subroto, dengan memberikan ruang bagi para pelaku UMKM, yang menyediakan berbagai stand di sepanjang koridornya, mulai dari pernak-pernik, karya seni seperti lukisan hingga live music.
Bangunan di sekitaran Gatsu bukan hanya sekadar "bangunan" tetapi menjadi sekumpulan kanvas besar bagi para seniman jalanan dan seniman lainnya, karena dinding pada bangunan-bangunan tersebut dihiasi oleh karya-karya seni sebagai ungkapan ekspresi si seniman itu sendiri maupun mencerminkan budaya, keindahan dan identitas Kota Solo.
Kumpulan karya seni mural ini memberikan identitas bagi kegiatan Spirit Art Solo di koridor Gatsu, ada sebanyak kurang lebih 60 mural yang dikerjakan pada tahun 2022 mulai dari September hingga November. Selain itu, di berbagai gang-gang yang terhubung langsung dengan koridor Gatsu juga tak luput dari kegiatan ini, gang-gang tersebut juga diberi sentuhan mural.
Tak hanya itu, dalam proses penciptaannya para seniman juga berkoordinasi dengan para pemilik toko dan tembok yang akan dihiasi gambar mural sebagai tanda adanya kesepakatan dan sinergi antara keduanya. Keberadaan koridor mural di sana memberikan ruang ekspresi bagi para seniman di Kota Solo.
mural karya Dhawa Rezkyna dan Anton Afganial