[caption id="attachment_316862" align="aligncenter" width="470" caption="Contoh plafon ambruk "][/caption]
Sudah menjadi fenomena umum ketika musim hujan tiba banyak dampak buruk yang timbul akibat ketidaksiapan masyakarat memasuki musim tersebut. Selain banjir dan tanah longsor yang pasti selalu terjadi pada saat musim hujan adalah bocornya atap tempat tinggal kita.
Saat mulai memasuki musim hujan merupakan saat yang tepat untuk melihat kualitas kontruksi rumah kita, apalagi bagi mereka yang mengambil perumahan type kelasmenengah ke bawah, sudah dapat dipastikan bahwa kualitas bangunan cenderung lebih rendah daripada spesifikasi yang ditawarkan pada saat mereka menjual rumah tersebut.
Sudah menjadi rahasia umum kalau developer perumahan selalu ingin mencari keuntungan yang sebanyak banyak sehingga mengurangi kualitas dari bangunan yang kita beli.
Sekarang ini untuk rumah type menengah ke bawah pada umumnya rangka atap terbuat dari baja ringan, menggunakan besi hollow untuk kerangkadan plafonnya yang menggunakan gypsum.
Keunggulan mengunakan gypsum adalah memiliki permukaan yang terlihat tanpa sambungan sehingga lebih banyak diminati masyarakat, proses pekerjaannya pun lebihcepat, mudahdiperoleh, di perbaiki serta diganti. Akan tetapi kelemahan dari gypsum ini tidak tahan terhadap air sehingga mudah rusak ketika terkena air atau rembesan air.
Hal ini yang terjadi di rumah saya, ketika dengan tiba-tiba plafon kamar mandi ambruk secara tiba-tiba, dan beruntungnya ketika itu tidak ada anggota keluarga yang sedang mandi. Ketika saya amati ternyatatidak ada indikasi bocor di plafon itu, sehingga saya mengambil kesimpulan bahawa lapuknya gypsum dan menjadi ambruk tiba-tiba akibat lembabnya suhu kamar mandi serta kurangnya ventilasi pada ruang kamar mandi tersebut.
Untuk mencegah kemungkinan terjadi ambruknya plafon yang dapat membahayakan anggota keluarga yang tinggal didalam rumah, maka ada baiknya kita memperhatikan kondisi atap rumah terutama untuk plafon yang menggunakan gypsum.
- Perhatikan apakah ada rembesan air yang biasanya di tandai dengan warna kuning atau bintik-bintik hitam di bagian luar. Bila ditemukan adanya indikasi kebocoran maka sedini mungkin memperbaiki sumber rembesan air tersebut.
- Meraba kondisi permukaan gypsum dengan tangan, apakah masih dalam kondisi keras atau tidak walaupun tidak terindikasi adanya kebocoran. Bila tidak dapat menyentuh dengan tangan, kita dapat menggunakan gagang sapu untuk melihat kekerasan gypsum tersebut.
- Sebaiknya kita mempunyai akses untuk melihat besi hollow sebagai upaya memudahkan melihat kondisi hollow tersebut, karena hollow yang tersedia sekarang gampang sekali keropos dan dapat mengakibatkan ambruknya gypsum.
Bila hal-hal tersebut dijumpai maka pertimbangkanlah untuk segera menggantinya agar terhindar dari bahaya ambruk secara tiba-tiba yang kemungkinan bisa menyebabkan keluarga terluka atau tertimpa bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H