Mohon tunggu...
Panca Agus Sulistyoningsih
Panca Agus Sulistyoningsih Mohon Tunggu... -

aku adalah aku, yang bisa mengendalikanku hanyalah aku atas kehendak Tuhanku....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Terpadu (KD 1)

10 Oktober 2010   08:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:33 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat berlangsung tertib, peserta didik aktif untuk mencari apa yang harus atau perlu mereka ketahui dan hasil pencarian yang peserta didik dapatkan dapat tersimpan baik dalam memori ingatan (longterm memory) peserta didik kita.

Salah satu cara pembelajaran yang baik untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi siswa serta pembelajaran tersebut benar-benar dapat melekat pada diri siswa adalah dengan belajar melalui pengalaman. Seperti yang pernyataan dari Roger Bacon (1214-1294) bahwa pengalaman menjadi dasar semua ilmu pengetahuan. Pernyataan ini didukung oleh teori lingkungan atau empirisme yang dipelopori oleh John Locke. Menurut pendapatnya, perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan pendapat John Locke tersebut perkembangan intelegensi sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya. Jadi, melalui pengalaman peserta didik dapat mengembangkan ilmu pengatahuannya.

Seperti kita ketahui pula bahwa pada masa usia sekolah dasar pada umumnya peserta didik lebih mudah memahami sesuatu yang kongkret terutama pada peserta didik kelas rendah seperti teori Jean Piaget bahwa pada usia 7-11 tahun anak berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak berpikir berdasar pengalaman konkret/nyata. Mereka belum dapat berpikir abstrak seperti bagaimana proses fotosintesis atau peristiwa osmosis. Kemampuan untuk mengadakan klasifikasi juga masih besifat konkret dalam arti memahami bentuk luasnya saja, misal warna, panjang, dan besar.

Dengan demikian, pengorganisasian proses pembelajaran peserta didik memang harus direncanakan dengan baik agar peserta didik tidak merasa bosan, apalagi peserta didik pada kelas rendah. Mereka cenderung lebih suka belajar sesuatu hal yang memang ingin mereka ketahui, mereka tidak suka jika merasa diikat atau dibatasi. Oleh karena itu, perlulah kita untuk melakukan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu ini akan menyajikan beberapa konsepdan materi-materi yang telah dipadukan untuk menjadikan pembelajaran lebih bermakna.

B. Hakikat Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa kajian dalam satu mata pelajaran, beberapa mata pelajaran, atau antar dan inter mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak. Akan tetapi, pendekatan ini tidak menekankan kepada keterpaduan bidang studi tetapi lebih mementingkan kepada kebermaknaan belajar.

Melalui pembelajaran bermakna maka anak tidak sekedar belajar hanya untuk hafalan saja, tetapi siswa dapat belajar untuk memahami dan mendalami sendiri dari suatu tema tertentu yang menjadi pokok kajian. Karena pembelajaran terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai kajian, bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling anak dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak. Pembelajaran ini berasal dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep-konsep lain, baik berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun bidang studi lainnya. Pembelajaran terpadu juga merupakan suatu cara mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara simultan.

Sepeti kita ketahui bahwa murid-murid sekolah dasar, terutama kelas-kelas awal, melihat dirinya sebagai pusat lingkungan yang merupakan suatu keseluruhan yang belum jelas unsue-unsurnya. Ahli psikologi Jean Piaget mengemukakan bahwa kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang lebih bersifat abstrak, yang diperlukan untuk menangani gagasan-gagasan dalam berbagai mata pelajaran akademik, umumnya baru terbentuk pada usia ketika mereka duduk di kelas-kelas akhir SD. Karena itu, pengemasan pengalaman belajar akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar tersebut bagi mereka.

Mengapa pembelajaran terpadu perlu? Seperti yang sudah dikemukakan di atas bahwa pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman nyata kepada anak sehingga dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara simultan. Di samping itu, pembelajaran terpadu juga dapat meningkatkan efisiensi penyelenggaraan program pendidikan, formalisasi system persekolahan dalam masyarakat modern yang ditandai oleh pembagian kerja (spesialisasi) juga dapat menimbulkan dampak sampingan yang cukup serius, khususnya bagi anak didik di tingkat sekolah dasar.

Dengan melihat manfaat daripada pembelajaran terpadu ini, diharapkan guru dapat menerapkan pembelajaran terpadu di kelas mereka karena seperti dalam Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pada Bab I pasal 1 ayat 1 berbunyi “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Oleh karena itu, kita harus dapat menerapkan pembelajaran yang efektif dan efisien bagi peserta didik kita sehingga murid kita dapat berkembang serta dapat meningkatkan kemampuannya dengan baik. Sehingga kita bisa menjadi guru yang benar-benar profesional, bukan sekedar pekerjaan profesional. Karena profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun