Apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar Sulawesi Utara? Gadis-gadis cantik, ibu kota provinsinya, Manado, Taman Laut Bunaken, dan kuliner lezat, seperti  tinutuan, mi cakalang, nasi kuning bagadang, dan sebagainya.
Ternyata masih banyak potensi surgawi yang belum banyak tereksplorasi di North Sulawesi. Salah satunya adalah Likupang. Namanya unik. Wilayah ini merupakan salah satu dari sekian kekayaan Wonderful Indonesia. Jadi penasaran kan, apa saja daya tarik Likupang yang berada di Kabupaten Minahasa Utara, Sulut?
Likupang Sebagai salah 1 dari 5 Destinasi Super Prioritas di Indonesia
Yang pasti keindahan alamnya sangat memesona. Sebut saja hamparan perbukitan hijau, pantai pasir putih yang indah, kekayaan bawah laut yang masih terjaga Tentu saja tidak lupa ada kuliner penggugah selera hingga adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di sana.
Potensi wisata yang melimpah ini membuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menetapkan Likupang sebagai salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) di Indonesia. Sebutan populernya DSP Likupang
Sebagai informasi, lima Destinasi Super Prioritas di Indonesia terdiri atas :
1. Danau Toba, Sumatera Utara
2. Candi Borobudur, Jawa Tengah
3. Mandalika, Nusa Tenggara  Barat,
4. Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur
5. Likupang, Sulawesi Utara
Dari lima destinasi ini, adakah yang sudah kamu kunjungi? Saya baru mengunjungi Borobudur. Semoga ada rezeki dan kesempatan singgah ke empat destinasi super prioritas yang lain. Yang pasti sih keliling di Indonesia Aja dulu.Â
Kawasan Ekonomi Khusus Likupang, Sulawesi Utara
Dengan daya tarik wisata yang melimpah ruah, potensi masyarakat lokal pun harus dikembangkan. Bagaimana caranya? Wilayah Likupang menjadi Kawasan Ekonomi Khusus.
Kawasan Ekonomi Khusus diartikan sebagai kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk melaksanakan atau menyediakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu (UU Republik Indonesia No.39 tahun 2009).
Keunggulan geoekonomi yang bertumpu pada lokasi Likupang Timur di Kabupaten Minahasa Utara secara geografis wilayah berdekatan dengan Bandara Internasional Sam Ratulangi dan pelabuhan Bitung.
Wilayah geografis yang strategis ini membuat KEK Likupang diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp.5T. Selain itu, KEK Likupang juga diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 65.300 tenaga kerja hingga tahun 2040.
Setelah keunggulan kedekatan geografis, Likupang Timur juga memiliki keunggulan geostrategis wilayah, yaitu sektor pariwisata dengan tema resor (resort) dan wisata budaya (cultural tourism). Tema tersebut didukung adanya pantai di kawasan sekitar. Likupang TImur juga dekat dengan Wallace Conservation Centre.
Kekayaan wisata dan budaya yang dimiliki Likupang mendukung Konsep Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayah tersebut. KEK Likupang akan mengembangkan resor kelas premium dan kelas menengah (mid range resort), budaya, dan pengembangan Wallace Conservation Centre.
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Likupang diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp 5T. Apabila investor sudah menyanggupi menanamkan modalnya di wilayah ini, tentu saja lapangan kerja terbuka lebar. Perkiraannya bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 65.300 tenaga kerja hingga tahun  2040.
Dalam setiap upaya pengembangan wilayah menjadi kawasan parisiwata terpadu atau kawasan bisnis terpadu, biasanya menyerap tenaga kerja. Akan lebih baik jika tenaga kerja berasal dari masyarakat lokal. Kebijakan ini tentu sangat membantu masyarakat lokal secara ekonomi dan mengasah kemampuan mereka.
Tujuan Utama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, Sulawesi Utara
Tujuan utama pengembangan KEK adalah mendorong pertumbuhan ekonomo, pemerataan pembangunan, serta meningkatkan daya saing daerah bersangkutan.
Adanya KEK terntu memberikan fasilitas bagi beberapa kawasan yang lokasinya memiliki akses ke pasar global, baik melalui pelabuhan maupun bandara. Kemudahan akses ke pasar global tentu membuka peluang bagi masyarakat setempat untuk mempromosikan hasil budaya, baik berupa produk atau kekayaan tak benda.
Jadi, ketika pariwisata suatu wilayah dikembangkan seoptimal mungkin melalui promosi terstruktur, di dalamnya tentu saja harus ada keberpihakan pada masyarakat lokal. Tujuannya agar masyarakat menjadi tuan rumah di ingar-bingar maju pesatnya pariwisata di daerahnya.
referensi : kemenparekraf.go.id.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H