Pada hari Kamis, 18 Juli 2019 lalu, JNE bekerja sama dengan Kompasiana menyelenggarakan acara Kopiwriting di Bandung. Berlokasi di One Eighty Cafe di jalan Ganeca, Kompasianer berkesempatan bertatap muka sekaligus berdiskusi dengan Deputy GM JNE, Ibu Hasmeliyani Suseno, Sekretaris Deskranasda Jabar, Ibu Noneng Komara, dan pelaku bisnis UMKM, Adit Yara, ia adalah co-founder NIION.Â
Tema yang dibahas dalam talkshow ini adalah Menentukan Strategi Yang Tepat di Pasar Internasional bagi UMKM.
Kopiwriting JNE dan Kompasiana rencananya diselenggarakan di enam kota di Indonesia. Bandung menjadi persinggahan pertama. Setelah Bandung, event ini akan digelar di Padang, Banjarmasin, Malang, dan Cirebon.Â
Peran UMKM dalam Perekonomian Nasional
UMKM ( Usaha Kecil Mikro dan Menengah) mempunyai posisi penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi nasional. Saat krisis global melanda dunia, kontribusi UMKM bagi perekonomian nasional terus berjalan. UMKM tetap eksis karena keberadaannya tersebar di seluruh Indonesia.Â
Selain itu, UMKM menguasai sekitar 99 persen aktivitas bisnis di negeri ini dengan lebih dari 98 persen berstatus usaha mikro. Â Perlu diingat juga keunggulan UMKM di beberapa faktor, yaitu kemampuan fokus yang spesifik, fleksibilitas nasional, biaya rendah, dan kecepatan inovasi. Â
Agar bisnis UMKM ini bisa mengembangkan sayapnya, pemerintah dan swasta perlu bersinergi untuk memberikan dukungan dan sokongan. Apa saja yang bisa dilakukan?Â
Dalam kesempatan ini, Deskranasda dan JNE menyampaikan visi misi mereka dalam membina serta membantu UKM agar semakin kokoh baik pada skala nasional maupun internasional. Â Adit Yara dari NIION juga membagi pengalamannya dalam merintis bisnisnya hingga produknya bisa melanglang buana menembus pasar global.
Peran JNE dan Deskranasda
- JNE
Deputy GM JNE, Hasmeliyani Suseno, memaparkan bahwa Revolusi INdustri generasi keempat atau industri 4.0 telai dimulai. Pada era 4.0 ini, para ekonom dunia memprediksi bahwa ekonomi global akan semakin bergantung pada industri kreatif.Â
Dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan industri kreatif memacu terciptanya e-commerce. Menurut Ibu Mely, panggilan akrab beliau, ada tiga pilar e-commerce dalam peta bisnis, yaitu merchant, payment gateaway, logistic. Di point ketiga ini, JNE masih menjadi market leader.Â
Setiap harinya ada 300 pengiriman barang melalui udara ke 500 tempat yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Â Itu baru lewat udara. Bagiamana dengan pengiriman darat? jumlahnya ribuan.Â
Dan ternyata, 48 persen paket yang dikirimkan berupa produk fashion. Banyaknya permintaan produk fashion menggambarkan pesatnya industri kreatif di negeri ini. Fashion, craft, dan kuliner adalah contoh produk industri kreatif yang tumbuh pesat lima tahun terakhir ini.Â
JNE yang selama ini dikenal sebagai perusahaan ekspedisi pun memperluas bidang usahanya. Â Kini, JNE menyediakan fulfillment service. Â Apaan tuh? Ini adalah pelayanan yang diberikan JNE kepada pelaku usaha yang mempunyai produk, tetapi bingung cara pemasaran dan tidak punya gudang untuk menyimpan produknya. Fulfillment service memberikan layanan mulai dari pengadaan gudang, penjualan hingga pengiriman barang.
- Dekranasda Jawa Barat
Dekranasda atau Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat merupakan organisasi yang mendorong para perajin untuk bisa membuat produk yang diterima pasar internasional. Â
Kekayaan dan ciri khas kerajinan setiap daerah di Jawa Barat menjadi modal mumpuni untuk mewujudkan kerajinan Jabar yang berdaya saing dan memiliki nilai ekonomi tinggi di kancah internasional. Â "Sebagai katup pengaman tenaga kerja di negeri ini, UMKM harus bisa terus meningkatkan kualitas produknya agar bisa menjadi andalan ketahanan ekonomi bangsa." jelas Ibu Noneng, Sekretaris Dekranasda Jabar.
Dukungan pemerintah Jawa Barat terhadap kemajuan UMKM diwujudkan dalam berbagai kegiatan. Dekranasda sudah beberapa kali melakukan pameran, baik itu promosi di dalam maupun luar negeri.Â
Tujuan berpameran di luar negeri adalah memacu kreativitas perajin setelah melihat kondisi pasar kerajinan di mancanegara. Sejauh ini, Â Dekranasda sudah melakukan pameran di Malaysia dan Korea.Â
Selain itu, program pembinaan bagi perajin di tingkat kabupaten/kota dilakukan dengan membuka toko di Bandara Internasional Kertajati. Tujuan dibukanya toko ini untuk memamerkan sekaligus memasarkan produk kerajinan asli Jawa Barat.Â
Dekranasda Jawa Barat berkantor di kawasan Dago, jalan Ir. H. Juanda No. 19 Bandung. Kantor sekaligus toko yang memamerkan serta menjual produk kerajinan Jabar ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB. Â Tidak hanya menjual produk kerajinan, pengunjung juga bisa ngopi cantik atau menggunakan salah satu ruangan di gedung itu untuk pertemuan.Â
Oh ya, Dekranasda Jawa Barat berencana akan membuka toko kerajinan juga di Bali. Semoga lancar dan sukses upaya pembinaan dan pemasaran produk kerajinan asli Jabar ini ke seluruh Indonesia hingga mancanegara.Â
Tips Bisnis dari Adit Yara, Co - Founder NIION
Aditya Rahman yang lebih dikenal dengan Adit Yara berbagi cerita tentang brand NIION yang dirintisnya sejak tahun 2013. NIION ini adalah brand tas dari Kota Bandung.Â
Ternyata banyak brand terkenal dari kota ini. Takheran jika Bandung dikenal sebagai gudangnya orang kreatif di Indonesia. Sebagai warganya, saya turut bangga :)
Dalam rentang waktu enam tahun ini, NIOON berhasil menjadi brand tas dengan value yang khas. Mampir aja ke akunnya di Instagram, kita bisa melihat beragam model tas yang unik dan rasanya bernyawa.Â
Istilah terakhir ini saya lekatkan setelah Adit menjelaskan ada rekan satu timnya yang bertugas memberi nyawa pada desain tas yang sudah dibuat. Â Catat : memberi nyawa ini nama lain dari added value to your product.Â
Selain berbagi cerita tentang usahanya, bapak satu anak ini pun berbagi tips sukses membuka usaha di bidang industri kreatif. Apa saja tipsnya?
1. Team Building
Membentuk partner kerja adalah hal yang utama. Setiap orang yang tergabung dalam tim harus bisa saling mengisi kelemahan masing-masing. Pointnya adalah bangunlah tim yang isinya orang-orang dengan beragam keahlian. Â Tentukan ketua tim agar ada yang menjadi motor dalam sistem kerja.
2. Capital / Modal Kerja
Ide - ide bisnis sekeren apa pun akan sia-sia tanpa modal kerja. Menurut Adit, modal kerja terbagi atas tiga jenis, yaitu investasi lunak, pinjaman bank, dan modal patungan. Dalam pembagian keuntungan, ketua mendapat pembagian laba yang ditambah 1 persen.Â
Sebagai contoh, jika ada empat orang dalam tim, biasanya ada pembagiannya sama rata, masing-masing 25 persen. Seharusnya ketua mendapat laba lebih besar 1 persen . Mengapa demikian? Sebagai ketua, ia mempunyai tanggung jawab dan kewenangan lebih besar maka porsi laba untuknya pun sebanding dengan kewajiban yang disandangnya.
3. Kolaborasi
Agar bisa melebarkan sayap, NIION berkolaborasi dengan banyak label atau perusahaan. Baru-baru ini, NIION bekerja sama dengan Uniqlo.. NIOON mendapat kesempatan memasarkan produknya di jaringan Uniqlo.co. Â Di sini pentingnya lobi dan negosiasi.Â
Strategi UMKM Tembus Pasar Global
Kopiwriting yang digagas JNE bersama Kompasiana merupakan suatu upaya untuk merumuskan peran dan langkah yang bisa diambil JNE sebagai perusahaan berteknologi canggih di bidang ekspedisi dan layanan bisnis bagi pelaku UMKM dan Dekranasda sebagai organisasi yang membina UMKM untuk berkolaborasi membangun sebuah sistem yang saling menguntungkan agar UMKM di Indonesia bisa semakin mapan di lingkup nasional dan diterima di pasar internasional.Â
Sekali lagi, kolaborasi adalah kunci.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H