Mohon tunggu...
Sugi Siswiyanti
Sugi Siswiyanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger lifestyle, content writer, writer

Menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Si Doel The Movie 2", Galau Itu Masih Ada Lanjutannya

5 Juni 2019   02:22 Diperbarui: 5 Juni 2019   02:28 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Siapakah yang akan dipilih Si Doel? Sarah atau Zaenab?

Pertanyaan itu menjadi alasan utama para pecinta serial Si Doel Anak Sekolahan (dulunya) mengikuti perjalanan film Si Doel The Movie 1 kemudian taksabar menanti Si Doel The Movie 2 sebagai jawaban dari pertanyaan harap-harap cemas ini.

Seolah membaca kegelisahan para penonton sekaligus memahami kegalauan Si Doel sebagai tokoh utama, Rano Karno membuat sekuel Si Doel The Movie 2. Film yang tayang perdana serentak di bioskop pada tanggal 4 Juni 2019 ini menceritakan lebih jelas tentang kehidupan Si Doel sekarang sekaligus pergulatan batin dua perempuan yang sangat mencintainya.

Pada Si Doel The Movie 2 ini banyak adegan yang cukup menguras emosi, antara lucu dan terharu. Rano Karno tetap menyisipkan kritik sosial terhadap perkembangan kondisi yang terjadi di masyarakat.

Alur film dibuka oleh hiruk pikuk suasana Kota Jakarta, mulai dari Tanah Abang, Stasiun Jakarta Kota, Kota Tua hingga halaman rumah Si Doel. Ada kilas balik pertemuan terakhir antara Dul kecil dengan ayahnya yang diabadikan Mandra melalui ponsel miliknya. Momen itu terkirim lewat Whatsapp ke nomor kontak Atun. Konflik pun dimulai sejak awal cerita.

Intuisi Zaenab sang istri sirri seolah menerima penegasan dari sikap-sikap Si Doel yang canggung. Belum lagi bisik-bisik antara Doel dan Mandra ditambah Atun yang ikutan bertingkah aneh padanya. Kondisi semakin terasa ruwet ketika Dul kecil mengontak Doel, sang ayah, mengabarkan ia akan berlibur ke Jakarta dan minta izin menginap di rumahnya. Doel takbisa menolak. Mau tidak mau ia mempersilakan Dul untuk datang dan menginap di rumahnya. Ia pun menyanggupi untuk menjemput Dul di airport.

Bagaimana dengan Zaenab? Seperti biasa, di tengah kekhawatiran dan ketakutan kehilangan Si Doel, ia berusaha tersenyum dan menafikan perasaannya. Di kondisi ini, Nyak Ipah takbanyak membantu. Untung ada Munaroh, sahabatnya sejak usia muda, yang memberinya semangat untuk pantang menyerah. 

Belasan tahun tak mendengar kabar Munaroh, perempuan cinta pertama Mandra ini hadir dalam kondisi sosial ekonomi yang amat berbeda. Sayang, ia takmau menemui Mandra saat mengantar Zaenab pulang ke rumah Si Doel.

Pun dengan Atun. Adik iparnya ini sangat mengapresiasi semua yang sudah dilakukan Zaenab untuk keluarganya. Ia mensupport Zaenab untuk memperjuangkan cintanya terhadap Doel. Zaenab semakin kalut. Terlebih pada suatu pagi, sosok yang ia tahu pasti akan datang ternyata datang lebih cepat. 

Dan Doel...Ia tetap seperti dulu, bingung dan banyak termangu...

Kalau di Si Doel The Movie 1, pekerjaan Si Doel, Hans, juga Sarah tidak diceritakan, pada Si Doel The Movie 2, Rano Karno sebagai sutradara menjelaskan pekerjaan masing-masing tokoh. Ada scene Hans yang bertemu klien bisnis untuk jual-beli produk dari Indonesia. Ternyata Sarah bekerja sebagai dosen di Universitas Leiden. Sementara pekerjaan Si Doel sebagai teknisi freelance diceritakan dalam beberapa scene.

Bagaimana dengan Mandra? Paman Si Doel ini pasrah menjadi sopir oplet. Ia yang ingin naik status menjadi sopir ojek online terpaksa harus mempertimbangkan niatnya lagi. Apa pasal? Dari penjelasan Opie Kumis, rekannya di pangkalan ojek, penumpang sekarang lebih memilih naik motor-motor keluaran terbaru.

Secara umum, Si Doel The Movie 2 tetap mempunyai daya tarik bagi para fans Keluarga Si Doel. Jika pada Si Doel The Movie 1, penonton bernostalgia dengan kondisi terkini para tokohnya. Pada Si Doel The MOvie 2, penonton menerima penjelasan secara tersirat dari kejujuran perasaan yang disampaikan para tokoh utama, yakni Doel, Zaenab, dan Sarah.

Film ini tetap ramah untuk ditonton keluarga. Dialog dan adegan-adegannya aman bagi semua umur.  Selamat menonton dan biarkan keharuan menyusup masuk dalam relung hati. Mungkin akan ada yang takkuasa menahan tetesan air mata. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun