Mencari mutiara, di antara tumpukan karang
Tangan tergores bersimbah darah
Tenaga payah terkuras
Demi sebutir intan nan terang Bersinar
Menikmati Putih indah Batu Mulia
Masih terjangkau rasaÂ
Namun kala upaya tak terbayar
Apa yang masih bisa kita syukuri?
Haruskah ku mulai berdamai dengan kegelapan?
Demi bersyukur akan Adanya Terang
Tapi bagaimana cara kita tenang
Sedang mata tak dapat melihat sedikitpun celah sinar
Mungkinkah Tuhan memang menyuruh kita untuk merenung dalam diam?
Baiklah jika badan tak dapat bergerak
Mata tak bisa lagi melihat
Akupun meminta Tolong sekencang-kencangnya
Berharap Sang Surya Mendengar
Dan menunjukkan ku Jalan
Lewat hembusan angin dan Rintik Hujan
Desis dedaunan, serta
Kicauan Burung yang terbang menjauh dari bahaya
Menuju ke Tempat di mana Telaga terhampar
Dan Kududuk di sisinya
Sambil kuminum air Segar
Lagi Menyejukkan.
Brebes, 31 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H