Mohon tunggu...
Indra GP
Indra GP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Seni

Mencoba belajar seni dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bersyukur dalam Gelap

31 Agustus 2022   23:58 Diperbarui: 31 Agustus 2022   23:59 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mencari mutiara, di antara tumpukan karang

Tangan tergores bersimbah darah

Tenaga payah terkuras

Demi sebutir intan nan terang Bersinar

Menikmati Putih indah Batu Mulia

Masih terjangkau rasa 

Namun kala upaya tak terbayar

Apa yang masih bisa kita syukuri?

Haruskah ku mulai berdamai dengan kegelapan?

Demi bersyukur akan Adanya Terang

Tapi bagaimana cara kita tenang

Sedang mata tak dapat melihat sedikitpun celah sinar

Mungkinkah Tuhan memang menyuruh kita untuk merenung dalam diam?

Baiklah jika badan tak dapat bergerak

Mata tak bisa lagi melihat

Akupun meminta Tolong sekencang-kencangnya

Berharap Sang Surya Mendengar

Dan menunjukkan ku Jalan

Lewat hembusan angin dan Rintik Hujan

Desis dedaunan, serta

Kicauan Burung yang terbang menjauh dari bahaya

Menuju ke Tempat di mana Telaga terhampar

Dan Kududuk di sisinya

Sambil kuminum air Segar

Lagi Menyejukkan.

Brebes, 31 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun