Kesunyian adalah sahabat karibku
Ketenangan merupakan jalanku
Kesendirian bagian dari hidupku
Kerinduan memenuhi batinku
Sebagaimana hingar-bingar dunia ada
Di situlah aku bertapa
Hiruk-pikuk kota di siang hari
Adalah tempatku berbenah
Memahami celah keheningan
Memasuki ruang-ruang hampa
Dari bagian gelombang yang terbuang
Menjadi sebuah karya keindahan
Aku juga tak mau
Sekaligus tak mampu
Untuk tampil besar di antara megahnya dunia
Berpesta dalam lautan cinta dan kenikmatan fana,
Karena aku tau siapa diriku
Paham akan peranku
Walau, kadang ada hati ingin menyentuh buih-buih itu
Namun aku berkelit, memilih bercermin pada permukaannya
Memandang wajahku sendiri
Memelas padanya dan berkata,
Cukuplah Dia yang kau Puja,
Sadarlah bahwa Dia Sang Pencipta
Adakah yang lebih indah dibanding mencintai,
Tuhan Yang MahaKuasa?
Semarang, 29 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H