Ki Hadjar Dewantara juga dikenal sebagai Raden Mas Soewardi Soerjaningrat adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan. Ia menjadi terkenal sebagai pelopor pendidikan yang menggunakan pendekatan holistik, menekankan pengembangan karakter, identitas budaya, dan keterampilan praktis bersama dengan pengetahuan akademis.
Konsep kepemimpinan yang disebut sebagai "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" adalah ciri khas gaya kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara. Konsep ini menggambarkan pendekatan kepemimpinan yang holistik, di mana seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai situasi dan mengubah pendekatan mereka sesuai dengan situasi tersebut.
- Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi contoh)
Ketika mereka berada di depan, seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh yang baik bagi mereka yang dipimpinnya. Dalam konteks ini, Ki Hadjar Dewantara menekankan betapa pentingnya untuk menjadi inspirasi bagi para pengikutnya melalui keteladanan moral, integritas, dan perilaku.
- Ing Madya Mangun Karsa (di tengah memberi semangat)
Pemimpin di kelompok atau masyarakat harus mampu menumbuhkan semangat dan mendorong kerja sama. Seorang pemimpin dapat bertindak sebagai motivator dan fasilitator tanpa terlalu mendominasi.
- Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan)
Ketika mereka berada di belakang, pemimpin mendorong dan membiarkan orang lain berkembang. Pemimpin juga bertindak sebagai pendukung, memberikan kepercayaan kepada pengikutnya untuk berkembang dan mandiri
Gaya kepemimpinan Ki Hajar Dewantara menekankan pada fleksibilitas peran pemimpin dalam berbagai situasi, misalnya sebagai pemberi semangat dan sebagai pendukung yang memberi kebebasan. Pendekatan ini mencerminkan sudut pandang kemanusiaannya, dimana seorang pemimpin tidak hanya memerintah, namun juga memberdayakan dan membina orang lain untuk mencapai potensinya. Konsep "Tut Wuri Handayani" menjadi slogan pendidikan di Indonesia, mencerminkan filosofi organisasi yang fokus pada pembangunan manusia dan kemandirian.
Ki Hajar Dewantara dikenal tidak hanya sebagai bapak pendidikan bangsa, namun juga sebagai pemimpin visioner yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kepemimpinannya bermula dari komitmennya terhadap pendidikan, kebudayaan dan pemberdayaan masyarakat, serta sangat dihormati dan berpengaruh.Â
Sebelum mendirikan Taman Siswa (1922), Ki Hadjar Dewantara sudah terlibat aktif dalam gerakan nasionalis melawan penjajahan Belanda di kenal karena kritik tajamnya terhadap pemerintah kolonial, terutama melalui tulisan-tulisan nya seperti "Seandainya Aku Seorang Belanda" yang membuatnya diasingkan ke Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinannya dilandasi oleh keberanian melawan ketidakadilan dan penindasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H