“Saya tidak mikir surva surve... Surva gak mikir surve juga gak mikir”.
“Saya gak mikir nyopras nyapres... Nyopras gak mikir nyapres juga gak mikir.”
Berapa sering kalimat itu diucapkan oleh Jokowi saat menjabat menjadi Gubernur DKI. Lihat link-nya : http://www.youtube.com/watch?v=NzHY6wPB9aU. Jokwi sengaja mengesankan tidak mau dicapreskan, mengesankan tidak berambisi menjadi capres. Namun apa kenyataannya saat ini?
Atas nama keinginan rakyat dan partai, akhirnya Joko Widodo ditetapkan oleh pribadi Ketua Umum PDI Perjuangan tanpa melalui mekanisme musyawarah, untuk menjadi calon presiden di Pilpres 2014. Dari peristiwa ini, jelas Jokowi sudah mengingkari janjinya sendiri atas nama Tuhan untuk memimpin Jakarta selama 5 tahun. Dan menjadi capres ini ternyata “gak mikir”.
Jokowi memang mencla mencle. Dan rupa-rupanya masih ada masyarakat Indonesia yang senang dengan pemimpin yang mencla mencle alias tidak konsisten.
Dalam waktu yang sangat pendek memimpin DKI, tentu belum ada prestasi apapun yang bisa ditorehkan. Berbagai masalah sosial masih sangat banyak menghiasi kota Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat ada 10 kampung atau kelurahan yang mempunyai kondisi rawan sosial, terkait aspek kependudukan, sosial, ekonomi, lingkungan dan keamanan.
Jokowi Politisi yang Suka Berjanji
Sebagaimana kebanyakan politisi lainnya, Jokowi juga sangat suka dan mudah berjanji. Dia tidak berpikir bahwa janji itu sakral. Janji bagi Jokowi itu bisa diobral. Mengumbar janji tanpa moral.
Semasa kampanye Gubernur DKI bersama Ahok, Jokowi berjanji kepada masyarakat sebanyak 31 butir. Yang pertama adalah janji Jokowi akan pimpin Jakarta selama 5 tahun, sebagaimana dikatakan saat jumpa pers di kediaman Megawati Soekarnoputri 20 September 2012.
Berikut ini janji-janji yang pernah diucapkan Jokowi dan Ahok berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber berita:
1.Memimpin Jakarta selama 5 tahun
2.Ahok membuka komunikasi langsung dengan telepon, SMS dan e-mail
3.Kartu pintar
4.Kartu sehat
5.Reformasi pelayanan kelurahan, RT dan RW
6.Honor Ketua RT/ RW Rp1 juta/ bulan dan asuransi kesehatan
7.Transparansi rekrutmen calon pegawai negeri sipil
8.Jokowi - Ahok tidak pakai voijrider atau pengawal bermotor di jalanan Ibukota
9.Jokowi menyatakan, hanya satu jam di kantor, selebihnya di lapangan
10.Mencabut pentungan dan alat kekerasan dari Polisi Pamong Praja
11.Busway jadi 15 koridor dan penambahan 1.000 armada TransJakarta
12.Manajemen dan sistem busway diperbaiki, belajar dari Bogota
13.Railbus gantikan busway di jalur padat
14.Angkutan kota yang kecil diganti yang besar dengan perbaikan sistem
15.Perbanyak fly over dan terowongan menyeberang rel
16.Melanjutkan proyek mass-rapid transit (MRT) dan monorel, menolak proyek tol dalam kota
17.Iklan billboard di jalan protokol diganti light emitted display sehingga lebih mendatangkan penghasilan bagi pemerintah
18.Rumah deret gantikan rumah kumuh di bantaran kali
19.Rumah susun sewa lima lantai yang murah di pusat-pusat kota
20.Pembangunan tanggul dan pompa air di Muara Baru dan Muara Angke, Jakarta Utara, untuk menghindari banjir dan rob
21.Perbanyak situ/ embung di selatan Jakarta
22.Konservasi hulu sungai di Bogor, kerjasama dengan pemerintah setempat
23.Melanjutkan Kanal Banjir Timur
24.Membenahi kampung-kampung dengan perbanyak ruang terbuka hijau, pengerukan kali kecil, perbaikan drainase, dan septic tank komunal
25.Percobaan pawang geni, sistem pemadam kebakaran sederhana di perumahan padat
26.Revitalisasi pasar tradisional, 15% APBD untuk pasar tradisional
27.Melegalkan tanah-tanah yang dihuni penduduk di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara
28.Sekolah unggulan diadakan di pinggiran ibukota
29.Menjadikan kantor walikota sebagai pusat kebudayaan
30.Tiap Kamis, PNS Pemerintah Provinsi Jakarta wajib berpakaian Betawi
31.Membangun stadion untuk klub Persija.
Masyarakat DKI berhak untuk mempertanyakan realisasi dari janji-jani tersebut. Jika ada bagian yang belum terealisasi, maka hendaknya warga DKI menimbang dengan cermat dalam Pilpres nanti. Memilih si tukang janji yang suka mengingkari janji, tentu bukan pilihan yang cerdas.
Ilustrasi - www.mobavatar.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H